Indonesia Positif Indonesia Berkurban

Jadi Khatib Shalat Idul Adha, Adhyaksa Jelaskan Makna Pengorbanan Hakiki

Jumat, 01 September 2017 - 16:54 | 82.15k
Adhyaksa Dault saat menjadi Khatib Shalat Idul Adha di Masjid Nurussamaniyah, Jalan Cibunar, Duri Pulo, Gambir, Jakarta, Jumat (1/9/2017). (Foto: ajp.TIMES Indonesia)
Adhyaksa Dault saat menjadi Khatib Shalat Idul Adha di Masjid Nurussamaniyah, Jalan Cibunar, Duri Pulo, Gambir, Jakarta, Jumat (1/9/2017). (Foto: ajp.TIMES Indonesia)
FOKUS

Indonesia Berkurban

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Adhyaksa Dault Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, menjadi Khatib Shalat Idul Adha di Masjid Nurussamaniyah, Jalan Cibunar, Duri Pulo, Gambir, Jakarta, Jumat (1/9/2017). Dalam khutbahnya, dia menyampaikan tema makna pengorbanan hakiki.

Dalam khutbahnya Adhyaksa Dault menyampaikan penyembelihan hewan kurban harus sesuai anjuran Al Quran. "Idul Adha adalah Idul Kurban. Hari ini kaum muslimin di segenap penjuru dunia dianjurkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban, sesuai anjuran Al Quran surah al-Hajj ayat 36," terangnya.

Meski begitu, menurut dia, penyembelihan hewan kurban bukanlah esensi kurban itu sendiri. Itu hanyalah simbol semangat pengorbanan sekaligus latihan berkorban kecil-kecilan, sebelum melangkah kepada pengorbanan yang lebih besar lagi.

Adhyaksa mengisahkan pengorbanan Nabi Ibrahim AS. dan Ismail AS. Dengan keikhlasannya, Nabi Ismail mempersilakan sang ayah menjalankan perintah Allah SWT. untuk menyembelih dirinya. Beruntung, Allah SWT segera menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba. Sejak itu, menyembelih hewan kurban dijadikan sebagai syariat saat Hari Raya Idul Adha tiba.

Adhyaksa-Dault-BPcCmH.jpg

"Untuk mempertahankan, memelihara, membesarkan, dan memenangkannya pun mutlak melalui pengorbanan. Rasulullah saw. dalam upaya mengembangkan dan memenangkan kalimatullah ‘La Ilaha Illa Allah’ di bumi Allah ini senantiasa menyertai perjuangannya dengan pengorbanan-pengorbanan," terang Adhyaksa.

Nabi Muhammad, lanjut dia, menjadi teladan untuk para pemimpin dan seluruh umat Islam dalam berkorban. Bahkan, Nabi menderita kelaparan selama tiga tahun di Mekah dan acap kali merasa lapar meskipun sudah menjadi kepala negara dan memegang tampuk kekuasaan.

Menpora Periode 2004-2009 ini juga mencontohkan pengorbanan para sahabat Nabi sebagai teladan terbaik dalam hal pengorbanan. Mereka adalah generasi yang sangat memahami bahwa pengorbanan di jalan Allah adalah perwujudan cinta sejati kepada-Nya.

"Ingatlah, Islam senantiasa menunggu pengorbanan kita semua demi ‘Izzul Islam wal muslimin, demi kejayaan Islam dan kemuliaan kaum muslimin. Maka bersiap-siaplah wahai saudara-saudaraku! Ini adalah masa kebangkitan Islam dan kemajuan kaum muslimin," tegasnya.

Di akhir khutbahnya, Adhyaksa Dault mengajak jamaah bersama-sama mengangkat tangan dan memohon kepada Allah SWT dengan hati yang tulus, khusyuk, ikhlas dan penuh keyakinan. Jemaah mengikuti ajakan orang nomor satu di Gerakan Pramuka ini dengan khusyuk.

"Ya Allah, berilah kesabaran kepada kami atas kebenaran, keteguhan dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan ‘afiyah (keselamatan) dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap kebaikan, keberhasilan dengan surga dan selamat dari api neraka, wahai Dzat yang Maha Pengasih. Allahumma amiin, tsumma amiin," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES