Graphic

Ayo Imunisasi Measles dan Rubella

Senin, 28 Agustus 2017 - 18:07 | 976.55k
ILUSTRASI - Imunisasi Campak - Rubella (Grafis: TIMES Indonesia)
ILUSTRASI - Imunisasi Campak - Rubella (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengklarifikasi lagi beberapa berita miring soal Imunisasi dan kampanye MR, Kamis, (24/8/2017).

Dalam laman resminya, IDAI menyatakan bahwa semua negara di dunia sampai saat ini melakukan imunisasi rutin bayi dan anaknya, karena adanya bukti yang tidak terbantahkan bahwa imunisasi mencegah: wabah, sakit berat, cacat, dan kematian.

"Manfaat imunisasi telah dibuktikan oleh kajian ilmiah berbagai profesi dan dipublikasikan secara resmi baik nasional maupun internasional," seperti ditulis pada laman tersebut.

Adapun soal isu bahwa vaksin itu berbahaya beredar sejak tahun 2003, bersumber dari berita tahun 1950-1960an yang dikutip dari beberapa buku dari luar negeri. Teknologi vaksin tahun 1950-1960an sangat berbeda dengan vaksin generasi sekarang. Untuk memahami isi dan proses pembuatan vaksin generasi sekarang diperlukan pengetahuan yang mendalam, sehingga tidak semua profesi kesehatan bisa memahaminya.

Soal dampak, menurut data tahun 2010-2014 terjadi 1.008 kali wabah campak dan menyerang 83.391 bayi dan anak Indonesia. Di Indonesia dan beberapa negara lain, penyakit rubella semakin menjadi masalah.

Sejak tahun 2010-2015 di Indonesia berdasarkan pemeriksaan laboratorium terbukti 6.309 anak terserang rubella, 77 % berumur kurang dari 15 tahun.

Virus rubella dapat  menyerang janin di dalam kandungan ibu, sehingga pada  tahun 2015-2016 ada 556 bayi cacat dengan kelainan jantung (79,5%), buta karena katarak (67,6%), keterbelakangan mental (50%), otak tidak berkembang (48,6%), tuli (31,3%), dan radang otak (9,5%).

Berdasarkan kajian oleh WHO yang kemudian diikuti dengan adanya Kampanye Global MR, maka berbagai  profesi kesehatan bersama Kementerian Kesehatan mengkaji: bahaya penyakit, kemungkinan menyebar ke/dari negara lain, manfaat vaksin, ketersediaan vaksin, anggaran dll.

Maka diputuskan imunisasi rutin perlu ditambah dengan imunisasi Rubella (R) yang digabung dengan imunisasi campak (measles = M). Mulai Agustus 2017 di pulau Jawa dilakukan imunisasi MR untuk anak sekolah, pada September 2017 untuk anak mulai usia 9 bulan dan yang belum bersekolah, walaupun mereka sudah pernah imunisasi campak /rubella atau sakit campak/rubella. Setelah itu MR akan masuk ke program imunisasi rutin untuk menggantikan imunisasi campak pada umur 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun. 

Pada tahun 2018 imunisasi MR akan dilakukan di luar pulau Jawa: Agustus 2018 di sekolah-sekolah, September 2018 untuk bayi 9 bulan dan anak belum bersekolah. Setelah itu MR akan masuk ke program imunisasi rutin untuk menggantikan imunisasi campak pada umur 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun. Our local seo packages include exactly what you need to get your Google Places listing on the Google Map at a fraction of the price. 

Imunisasi MR serentak dalam satu periode pada semua anak umur 9 bulan sampai <15 tahun akan menghasilkan kekebalan yang merata dan tinggi sehingga virus tersebut sulit menyebar, dan bermanfaat menurunkan kejadian wabah, sakit berat, cacat atau kematian karena campak dan rubella, dan diharapkan target global tahun 2020, maka Indonesia bersama Negara lain di dunia akan mengeliminasi campak di masyarakat dan mengendalikan Rubella/ Congenital Rubella Syndrome (CRS). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : IDAI

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES