Ekonomi

Indonesia Harus Bisa Ambil Manfaat dari 'IMF-WB Annual Meeting 2018' di Bali

Kamis, 24 Agustus 2017 - 18:48 | 67.85k
Diskusi Media bertajuk
Diskusi Media bertajuk "Memanfaatkan IMF-WB Annual Meeting 2018, Mendorong Perekonomian Nasional' bertempat di Nusa Dua Bali. Kamis(24/08/2017).(Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia harus bisa mengambil manfaat dari pelaksanaan "International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) Annual Meeting 2018" yang akan digelar di Bali pada Oktober 2018 mendatang.

Direktur Eksekutif International NGO on Indonesia Development (INFID) Sugeng Bahagijo menegaskan, jangan sampai Indonesia hanya menjadi event organizer (EO) dari IMF dan Bank Dunia saja dalam gelaran yang akan dihadiri 15 ribu orang dari 189 negara dunia itu.

Diskusi-Media-Be1Aiz.jpg

"Indonesia perlu memanfaatkan momen besar tersebut untuk kepentingan negerinya sendiri. Baik jangka pendek maupun jangan panjang. Kita bukan EO-nya IMF, jangan hanya sebagai penyelenggara, menyiapkan segala infrastruktur, tetapi tidak ada dampak setelahnya," katanya di acara Diskusi Media 'Memanfaatkan IMF-WB Annual Meeting 2018', Nusa Dua, Kamis (24/08/2017).

Menurut Sugeng, ada tiga manfaat yang bisa didapat dari peristiwa besar tersebut yakni Indonesia bisa jadi rule model; investment promotion, dan common agenda.

Tiga manfaat tersebut, tambah Sugeng, perlu dirumuskan secara efektif dan efisien dan disampaikan secara langsung dalam Pertemuan IMF dan Bank Dunia. Karena yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah para pengambil kebijakan di 189 negara di dunia.

"Ini penting karena saat ini akan terjadi perang isu sosial dari berbagai negara peserta yang akan mengundang decak kagum dunia dan menjadi posisi tawar suatu negara di mata IMF dan Bank Dunia," jelasnya.

Menurutnya beberapa isu sosial di Indonesia bisa masuk dalam common agenda antara lain gerakan pemerintah yang terbuka seperti e-goverment yang sudah diterapkan hampir di seluruh Pemda di Indonesia dan juga secara nasional, gerakan antikorupsi yang massif, pemberdayaan kaum perempuan dalam politik dan sektor tenaga kerja, kebijakan pajak, pembangunan infrastruktur yang memutus kesenjangan ekonomi dan disparitas harga kebutuhan pokok, dan berbagai isu sosial lainnya.

"Bisa juga disampaikan keberhasilan Pemerintahan Jokowi selama 3 tahun berturut-turut dalam membangun infrastruktur, menyelenggarakan pemerintahan yang terbuka, memutus rantai birokrasi dan perizinan dan seterusnya. Keberhasilan Jokowi ini harus menjadi agenda penting untuk disampaikan di Forum IMF dan Bank Dunia," ujarnya.

Sementara Ekonom dari Permata Bank, Yosua Pardede menjelaskan ini pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan IMF. Ini adalah kesempatan emas dan langka dimana Indonesia memperoleh kepercayaan dunia sebagai tuan rumah. Target Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi, peningkatan investasi, dan kesejahteraan rakyat meningkat tajam.

"Makanya momen ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Peluang investasi harus naik. Dampaknya adalah pemerataan infrastruktur, pemerataan akses energi, pertumbuhan ekonomi meningkat," ujarnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES