Indonesia Positif Ketahanan Informasi Ekonomi

Dosen Unikama Tingkatkan Produksi Tempe melalui Kegiatan PKM

Rabu, 23 Agustus 2017 - 20:24 | 163.50k
Salah satu industri tempe di Desa Sukoraharjo Kecamatan Kepanjen Malang (Foto: ajp.TIMES Indonesia)
Salah satu industri tempe di Desa Sukoraharjo Kecamatan Kepanjen Malang (Foto: ajp.TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Ekonomi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tempe salah satu makanan tradisional masyarakat Indonesia. Selain harganya yang murah, tempe juga bisa didapatkan dengan mudah.

Tempe dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dengan jamur Rhizopus oligosporus. Menurut penelitian terbaru, kandungan gizi tempe disejajarkan dengan kandungan gizi yang ada pada yogurt.

Unikama-51vgtU.jpg

Tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Kandungan antibiotika dan antioksidan di dalamnya bisa menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit degeneratif. 

Dalam 100 gram tempe mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram, kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.

Salah satu sentra industri tempe ada di Desa Sukoraharjo Kecamatan Kepanjen Malang. Sutrisno salah satunya, ia dibantu oleh isteri dan dua orang anaknya, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan pemasarannya.

Unikama-4K7bi1.jpg

Setiap hari Sutrisno memproduksi sebanyak 100-120 kg kedelai. Pemasaran dilakukan di sekitar Desa Sukoraharjo dan Kepanjen. Produksi tempe sangat dipengaruhi ketersediaan bahan baku (kedelai). Secara umum, permasalahan yang dihadapi pengusaha tempe di Desa Sukoraharjo adalah masalah produksi, pemasaran, dan pengelolaan usaha.

Dosen Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) tahun 2017 turut membantu meningkatkan produktifitas tempe. Tim PKM dosen Unikama Lilik Sri Hariani, Endah Andayani, dan Agus Priyono serta dibantu oleh 4 mahasiswa melakukan pelatihan dan pendampingan untuk beberapa kegiatan.

Unikama-2hwR9T.jpg

Kegiatan yang telah dilakukan adalah melakukan pelatihan dan pendampingan untuk membuat alat perebus dan pengupas kulit kedelai dengan mendatangkan instruktur dari pihak eksternal. Pelatihan dan pendampingan untuk melakukan kerjasama dengan pemasok kedelai, pelatihan dan pendampingan membuat tempe higienis, serta pelatihan dan pendampingan dalam pemasaran tempe.

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan secara kualitatif Sutrisno mengatakan bahwa mendapatkan pencerahan baik dalam pengadaan bahan dasar tempe yaitu kedelai. Mulai dari pembuatan alat perebus kedelai, pembuatan alat pengupas kulit kedelai, pembuatan tempe higeinis, maupun pemasaran tempe. 

Secara kuantitatif dengan memiliki alat pengupas kulit kedelai sendiri (selama ini alat pengupas kulit kedelai sewa), maka produksi bisa meningkat antara 150 – 200 kg per harinya.

Unikama-AA63SLx.jpg

Kegiatan PKM seperti ini sebaiknya terus dilakukan disamping sebagai salah satu tugas tridharma perguruan tinggi juga sebagai sumbangsih akademisi kepada masyarakat sekitar.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES