Peristiwa Daerah Universitas Islam Malang

Unisma Bertekad Cetak Ulama yang Intelek

Selasa, 22 Agustus 2017 - 22:23 | 69.16k
Suasana kegiatan Orientasi Santri Baru di Unisma, Selasa (22/8/2017). (Foto: ajp.TIMES Indonesia)
Suasana kegiatan Orientasi Santri Baru di Unisma, Selasa (22/8/2017). (Foto: ajp.TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menjadi mahasiswa yang hanya menguasai ilmu umum belumlah cukup menjadi modal menjalani hidup dalam kehidupan ini. Begitu juga sebaliknya, hanya menguasai ilmu agama tanpa bekal ilmu kehidupan masih terasa kurang. Seorang mahasiswa dalam mengarungi samudera ilmu harus menguasai keduanya. Semua ini dalam rangka menjalankan tugas seorang hamba dan tugas seorang khalifah sempurna disisi Allah. 

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang, KH. Moh. Murtadho, M.HI dalam kegiatan Orientasi Santri Baru yang dilaksanakan di Unisma, Selasa (22/8/2017).

Unisma-2pNX9E.jpg

Lebih lanjut Kyai Murtadho menjelaskan bahwa belajar itu dalam rangka menyiapkan diri didalam untuk kehidupan berikutnya.  Ia juga memperkenalkan program pondok agar sukses dalam thalabul ilmi. "Harapannya kita semua mendapat ilmu yang barakah dan manfaat. Dan yang paling penting sukses di akherat kelak," tegas Kyai Mustadho.

Sementara itu, ketua panitia Abdul Lathif menyampaikan jika kegiatan ini akan dilaksanakan dalam waktu tiga hari dari 22-24 Agustus 2017, yang diikuti sebanyak 143 santri baru baik dari santri putra maupun putri dari program tahfidhul quran, kader ulama, dan istidad.

Lathif berharap agar santri baru memahami lingkungan pesantren. Memahami ketentuan dan peraturan yang ada di pesantren. Agar proses berjalan dengan baik.

Unisma-3Z4yv.jpg

Setelah pembukaan kegiatan ini dilanjutkan dengan Studium General dengan tema "ulama yang intelek dan intelek yang ulama" yang disampaikan oleh KH. Moh. Murtadho, M.HI dan Muhammad Yunus, M.Pd.

Kedua narasumber menjelaskan bahwa ulama dan intelek itu merupakan satu entitas yang tidak bisa dipisahkan. Untuk menjadi seorang ulama. Diperlukan kemampuan berfikir tingkat tinggi. 

"Hanya saja kita sering memahami bahwa ulama itu mereka yang mempunyai penguasaan agama yang matang, sementara intelek disematkan kepada mereka yang menguasai ilmu pengetahuan," kata Mutadho. 

Sementara Yunus merujuk pada Al Quran. "Padahal jika dilihat firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 190-191 dijelaskan bahwa ulama dan intelek itu adalah ulul albab yang mempunyai ciri dzikir, fikir, dan amal sholeh," tegas Yunus.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES