Pendidikan

Usai Visitasi STIS Darul Falah, Izin Dua Prodi akan Segera Keluar

Kamis, 10 Agustus 2017 - 20:24 | 209.76k
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Kamis (108/2017) melakukan visitasi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darul Falah Bondowoso Jawa Timur.
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Kamis (108/2017) melakukan visitasi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darul Falah Bondowoso Jawa Timur.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – DIKTIS Kemenag, Kamis (10/8/2017) telah melakukan visitasi di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darul Falah, Bondowoso, Jawa Timur. Usai visitasi, dua program studi (Prodi) akan segera dikeluarkan izin operasional.

Rombongan tim yang melakukan visitasi berjumlah tiga orang yaitu, Prof Mujtahidin, Rudi Nuruddin Ambari (Kemenag RI) dan Dedy Hasmyt (Staf Kemenag RI). 

Prof Mujtahidin menerangkan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh lembaga atau yayasan yang mengajukan pendirian perguruan tinggi.

Persyaratan tersebut diantaranya mencakup kurikulum berikut jumlah sisten kredit semester (SKS)-nya.

“STIS Darul Falah ini kan dibina oleh Rektor IAIN Jember, Prof Babun Soeharto. Jadi kalau urusan kurikulum sudah sip,” terang Prof Mujtahidin dihadapan Pengasuh, pengurus yayasan, calon dosen, calon mahasiswa dan ratusan santri Pondok Pesantren Darul Falah.

Selain itu, ada beberapa persyaratan lain yang disamapaikan Prof Mujtahidin. Diantaranya, sarana dan prasarana kampus, Rencana Anggaran dan Belanja PT (RAB-PT) yang jumlahnya 300 juta rupiah untuk Program Sarjana (S1). 

“Pak kiainya ini sugih (kaya). Saya lihat direkening PT nya ada dana 750 juta rupiah,” ucapnya disambut aplaus ratusan santri.

Dana 750 juta rupiah tersebut merupakan persyaratan untuk dua program studi (Prodi), Akhwal Al-Syakhsiyah (AS) dan Hukum Ekonomi Syari’ah (HES) yang diajukan STIS Darul Falah.

Ada beberapa persyaratan lain yang juga harus dipenuhi STIS Darul Falah seperti Manajemen Akademik mulai dari Ketua STIS Darul Falah berikut jajarannya hingga bagian administrasi.

Tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi akademik juga menjadi pesyaratan berdirinya kampus ini. Minimal ada 6 tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan prodinya. 

Dari semua persyaratan tersebut, Prof Mujtahidin menilai telah memenuhi persyaratannya. Itu berarti STIS Darul Falah hanya tinggal menunggu ijinnya turun.

“Kami sudah melakukan kajian. Ratusan santri ini menjadi saksi bahwa pada hari Kamis 10 Agustus 2017 ada cikal bakal perguruan tinggi di pesantren ini. Semoga bisa cepat diproses dan bisa segera menerima mahasiswa,” ungkap Prof Mujtahidin.

Namun sebelum itu, Prof Mujtahidin berpesan bahwa 6 bulan pasca turun ijin kampus, dosen yang menjadi tenaga pengajar di STIS Darul Falah wajib memiliki Nomor Induk Dosen nasional (NIDN). 

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Darul Falah, KH Abdul Qodir Syam mengaku senang karena STIS Darul Falah yang beberapa tahun ini mulai dirintis  bisa divisitasi. 

Dia berharap, berdirinya perguruan tinggi di lingkungan pesantrennya itu bisa memompa semangat belajar santri dan bisa bermanfaat bagi lingkungan pesantren.

Selain itu, berdirinya kampus tersebut, KH Abdul Qodir berharap agar juga bisa menekan angka pernikahan dini yang cukup tinggi di Bondowoso. 

Pantauan TIMES Indonesia, pada kesempatan itu tampak hadir Rektor IAIN Jember yang juga menjadi pembina STIS Darul Falah beserta beberapa dosen IAIN Jember yang juga mendampingi proses berdirinya STIS Darul Falah. 

Tampak juga Ketua MUI Kabupaten Bondowoso, KH Asy’ari Fasha dan Dewan Pendidikan Kabupaten Bondowoso, Syaeful Bahar yang menyaksikan berdirinya STIS Darul Falah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES