Indonesia Positif Ketahanan Informasi Politik

Ra Nasih Ajak Kaum Pesantren Pelihara Kesatuan dan Persatuan

Sabtu, 05 Agustus 2017 - 14:19 | 353.41k
Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Demangan Bangkalan KH M Nasih Aschal, bersama Presiden Joko Widodo di istana negara saat menghadiri Dzikir Kebangsaan.(foto: Biro Pers Kepresidenan for AJP Times Indonesia)
Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Demangan Bangkalan KH M Nasih Aschal, bersama Presiden Joko Widodo di istana negara saat menghadiri Dzikir Kebangsaan.(foto: Biro Pers Kepresidenan for AJP Times Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Politik

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rasa nasionalisme merupakan rasa cinta dan rasa memiliki bangsa sendiri. Kecintaan terhadap ibu pertiwi ini akan timbul apabila kesadaran kolektif untuk menjaga marwah persatuan dan kesatuan tertanam kokoh di benak kaum pesantren, tak terkecuali masyarakat pada umumnya. 

Pernyataan tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Demangan Bangkalan KH M Nasih Aschal, sebagai pesan moral usai menghadiri Zikir Kebangsaan bertema 'Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan' di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (1/8/2017) lalu. 

"Semangat nasionalisme adalah pondasi utama bagi kita untuk menangkal isu radikalisme maupun isu-isu lain yang ingin memecah belah bangsa Indonesia," terang Ra Nasih sapaan akrabnya saat berbincang santai di kediamannya, Jumat (4/8/2017) malam. 

Ra Nasih mnejelaskan merebaknya paham radikalisme dan aksi-aksi teror dapat merongrong keharmonisan di tengah-tengah masyatakat yang selama ini telah terjalin begitu kuat. Guncangan semacam ini harus di atasi dengan semangat persatuan yang di kenal di kalangan pesantren sebagai Hubbul Wathan.

"Nasionalisme harus terukur tidak sekadar ditunjukkan di slogan, spanduk, propaganda atau seragam," tegasnya. 

Oleh sebab itu, Ra Nasih mengajak semua pesantren di Madura membumikan Jargon hubbul wathan minal iman sebagai bentuk akumulasi dari menyatunya antara islam dengan nasionalisme yang disampaikan oleh Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari.

"Pesantren adalah benteng NKRI. Perjuangan merebut kemerdekaan tidak lepas dari peran ulama yang rela mengorbankan nyawa demi bangsa ini," ucapnya. 

Menurutnya, pesantren memiliki peran vital dalam membangun rasa nasionalisme. Sebagai basis dalam bidang keagamaan, pesantren mengarahkan nasionalisme dengan nafas Islami.

"Menjaga keutuhan NKRI berarti menghargai serta menghormati perjuangan ulama dan kiai," tandas Ra Nasih.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES