Kalimantan Selatan

Nelayan Kotabaru Minta Pemda Atasi Kelangkaan Garam

Sabtu, 05 Agustus 2017 - 08:01 | 93.19k
ILUSTRASI: Nelayan (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
ILUSTRASI: Nelayan (Foto: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Nelayan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan meminta pemerintah daerah segera turun tangan ikut membantu mendatangkan garam ke wilayah mereka. Ini karena pengolah ikan asin menjadi macet akibat garam langka. Nelayan mengaku sudah hampir satu bulan ini tidak bisa mengasinkan hasil tangkapannya.

Suanci, nelayan di Desa Sebanti mengaku bahwa satu bulan ini tidak bisa kirim ikan asin ke Banjarmasin, karena tidak bisa mengasinkan hasil tangkapannya. Terpaksa hasil ikan segarnya dijual dengan murah, karena stok tangkapan ikan di wilayahnya banyak.

Senada dengan Suanci, Abdul Rachman, nelayan asal Tanjung Pelayan juga mengatakan, banyak nelayan yang rugi besar, karena hasil tangkapannya berupa ikan segar tidak bisa dijual maksimal. Biasanya hasil tangkapannya banyak diasinkan . Dan setelah diasinkan dikumpulkan dan dikarung dan kalau sudah sesuai kapasitas mobil pikup langsung dijual ke pengumpul di pasar Kotabaru.

“Saya minta pak Bupati turun tangan, biar kami tidak rugi terus..entah bagaimana caranya,”ujarnya.  Abdul ranchman mengaku, untuk membeli garam di luar kota, sangat mahal.

Dulu harga per sak isi 50 kilo, sekitar Rp 45.000. Sekarang per saknya  sudah naik hingga Rp 150.000 sampai Rp 200.000. Kalau dalam seminggu ini harga garam terus naik, Abdul Rachman akan menyetop produksi ikan asin.

 Sementara itu,  Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Kotabaru Muchran, mengaku  masih berupaya membantu menyelesaikan kelangkaan garam di wilayahnya. Pihaknya masih melakukan koordinasi sama pihak pemerintah provinsi.   Muchran mengaku juga memikirkan jangka panjang dengan cara mengajak nelayan membuat garam sendiri sehingga  tidak selalu tergantung dengan pasokan dari daerah lain seperti  dari Madura dan Pulau Jawa.

Menurut Muchran, Kotabaru memiliki wilayah perairan laut termasuk pertambakan ikan yang luas. Pihak mengaku masih koordinasi dengan beberapa pihak termasuk berapa kendala diantaranya masalah salinitasi atau kandungan garam air laut di Kotabaru masih di bawah standar dibanding Madura atau Pulau Jawa.

Salinitasi di Kotabaru kisaran 32-24 ppt, sementara standar salinitasi yang dibutuhkan untuk memproduksi garam kisaran 36-38 ppt. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru pekan depan akan berkoordinasi dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta.

Kabupaten Kotabaru yang memiliki luas hampir seperempat wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan terdiri dari sekitar 140 pulau. Itulah potensi yang bisa menjadikan daerah ini  produsen garam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES