Peristiwa Nasional

Yudi Latif: Agama dan Pancasila Bukan untuk Dipertentangkan

Selasa, 01 Agustus 2017 - 20:22 | 38.73k
Kepala UKP PIP Yudi Latif didampingi Menko PMK Puan Maharani dan Dewan Pembina UKP PIP Try Sutrisno berfoto bersama penerima Apresiasi Prestasi Penyelenggaraan Lebaran 2017, di Jakarta, Selasa (1/8) Siang. (Foto: Setkab)
Kepala UKP PIP Yudi Latif didampingi Menko PMK Puan Maharani dan Dewan Pembina UKP PIP Try Sutrisno berfoto bersama penerima Apresiasi Prestasi Penyelenggaraan Lebaran 2017, di Jakarta, Selasa (1/8) Siang. (Foto: Setkab)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Agama dan Pancasila adalah dua hal yang berbeda. Meskipun antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Membandingkan atau mempertentangkan keduanya adalah hal yang salah.

Demikian pendapat Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Yudi Latif soal salah satu kebijakan pengarusutamaan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ada 5 pokok soal, menurut dia, yang berkaitan dengan pengarusutamaan Pancasila. Pertama, yang menyangkut pemahaman.

Dia menilai, setelah 72 tahun Indonesia merdeka, masih ada kesalahpahaman dalam memahami tentang Pancasila.

“Masih ada saja diantara kita yang mengkhawatirkan bahwa Pancasila itu bisa menggantikan agama. Padahal agama dan Pancasila tidak bisa diperbandingkan. Karena itu dua hal yang berbeda. Meskipun tidak bisa dipisahkan,” kata Yudi Latif dalam acara Apresiasi Prestasi Penyelenggaraan Lebaran 2017, di Gedung Krida Bhakti, Jakarta, Selasa (1/8) seperti dilansir setkab.go.id.

“Masih ada saja diantara kita yang mengkhawatirkan bahwa Pancasila itu bisa menggantikan agama. Padahal agama dan Pancasila tidak bisa diperbandingkan. Karena itu dua hal yang berbeda. Meskipun tidak bisa dipisahkan,” kata Yudi Latif dalam acara Apresiasi Prestasi Penyelenggaraan Lebaran 2017, di Gedung Krida Bhakti, Jakarta, Selasa (1/8) Siang.

Pengarusutamaan lainnya, menurut tambah dia, adalah berkaitan dengan berkembangnya kecenderungan eksklusivisme, kesenjangan sosial, pelembagaan, dan keteladanan.

Dia mengingatkan, gelap tidak bisa dilawan dengan gelap. Gelap hanya bisa dilawan oleh cahaya.

“Karenanya kita harus mengarusutamakan praktik-praktik baik dan prestasi-prestasi terbaik bangsa ini di ruang publik. Sehingga pelan-pelan kegelapan ini bisa diperlihatkan oleh suatu trek baru yang lebih memberikan cahaya, memberikan harapan,” tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : Setkab

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES