Pelayanan Sempurna, The Nest Hotel Bali Raih Sertifikasi Bintang Empat

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Memiliki sistem pelayanan sempurna dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dan standar fasilitas gedung berkualitas, The Nest Hotel, by Danapati, Nusa Dua, Bali, mendapat sertifikasi hotel bintang empat dari Badan Sertfikasi Qis Certi Indonesia.

Badan Sertfikasi Qis Certi Indonesia adalah lembaga yang berada di bawah pengawasan dan arahan Departemen Pariwisata. Lembaga tersebut yang berhak menentuka sebuah hotel layak mendapat sertifikat hotel bintang empat.  

Hotel yang terletak di kawasan pariwisata Nusa Dua, di Jalan Pratama Nomor 99X ini, mendapat sertifikasi hotel bintang empat karena dalam penilaiyan audit Qis Certi Indonesia, telah memiliki 110 kamar dengan 4 tipe kamar berbeda untuk para tamu.

Hotel tersebut dinilai memiliki layanan sempurna dan konsisten. Selain itu, dari segi bangunan dan fasilitas dinilai sangat berkulitas, serta memiliki SDM yang mumpuni dalam melayani tamu atau pengunjung.

Menurut General Manager The Nest Hotel, by Danapati, R Ito Sukarmadji, sertifikasi anugerah bintang empat yang diperoleh adalah sebauh rasa kebanggaan.

“Ini adalah sebuah penghormatan bagi kami. Karena untuk mendapat sertifikasi hotel bintang 4 tidaklah mudah,” katanya.

Yang perlu diketahui katanya, persaingan hotel di Bali sangatlah ketat, dengan penghargaan ini adalah sebuah penyemangat untuk lebih baik lagi. “Kita harus selalu mengutamakan pelayanan bagi tamu yang datang,” katanya.

Pelanggan katanya adalah hal yang utama. “Maka kedepannya kita akan selalu konsisten untuk mejaga kualitas dan terus meningkatkannya," katanya, Selasa (1/8/2017).

Sementara itu, menurut Direktur Qis Certi Indonesia, Jhony S Salim menjelaskan, bahwa sertifikasi hotel bintang empat yang diberikan kepada The Nest Hotel, by Danapati itu melalui proses penilaian yang cukup panjang.

"Sertifikasi itu tidak begitu saja diberikan. Ada proses penilaian yang kita sebut audit. Dengan menggunakan 4 orang auditor. Kemudian penilaian itu ada dua tahap. Pertama kriteria dasar artinya pemenuhan dokumentasi tanda daftar pariwisata,” katanya.

Selain itu, terkait bangunan. Contohnya, apa bangunan memang layak, hotel layak sehat mulai dari kebersihan dan segalah aspeknya. Apakah air layak digunakan, dan banyak kriteria lainya yang harus dipenuhi,” rincinya.

Setelah tahap kriteria dasar, selanjutnya kata Jhony masuk ke tahap kriteria mutlak yang semuanya diatur dalam Kementrian Pariwisata pada nomor 53 tahun 2014 tentang ke pariwisataan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement