Peristiwa Daerah

Pertamina Foundations Kucurkan Bantuan untuk Anak Disabilitas

Selasa, 01 Agustus 2017 - 17:01 | 192.78k
Bupati Bojonegoro, Suyoto memberikan bantuan kepada anak-anak penyandang desabilitas dari Pertamina Foundations, Selasa (01/08/2017) (Foto: Safuwan TIMESIndonesia)
Bupati Bojonegoro, Suyoto memberikan bantuan kepada anak-anak penyandang desabilitas dari Pertamina Foundations, Selasa (01/08/2017) (Foto: Safuwan TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebanyak 25 anak Disabilitas yang terdiri dari 22 anak Sekolah Dasar (SD) dan 3 anak Sekolah Menengah Peratama (SMP) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mendapat bantuan dari Pertamina Foundations, Selasa (01/08/2017).

Bantuan tersebut tidak hanya anak-anak berkebutuhan khusus saja. Namun para guru anak-anak berkebutuhan khusus pun juga mendapat pelatihan peningkatan kapasitas.

suyotoH6ia.jpg

Program beasiswa pertamina peduli anak disabilitas, sebagai bentuk upaya  pertamina dalam mencerdaskan anak bangsa tersebut dihadiri oleh Bupati Bojonegoro Suyoto.

Pemberian bantuan program pendidikan hasil dari dana Corporate Social Responsibility (CSR), itu diberikan langsung kepada masing-masing peserta penyandang disabilitas. Pemberian bantuan dipimpin langsung oleh Bupati yang akrap disapa Kang Yoto tersebut.

suyoto1Jo3ya.jpg

Pertamina Foundations ini mulai dibentuk pada tahun 2015, dan mulai memberikan bantuan kepada anak penyandang disabilitas mulai tahun 2016. 

"Kita mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas Guru anak Berkebutuhan Khusus, program beasiswa pertamina peduli anak disabilitas ini sebagai bentuk upaya  pertamina dalam mencerdaskan anak bangsa," kata Dewan Pengurus pertamina Foundation, Wahid Achsanul Budaery.

Wahid, menjelaskan, pertamina mempunyai dana CSR yang disalurkan ke pendidikan ini sesuai dengan amanat UU, bahwa setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa memandang apakah anak tersebut penyandang disabilitas atau tidak. 

Menurut Wahid, bahwa hal tersebut sebagai bentuk pertamina concern atau perhatian kepada dunia pendidikan di Indonesia. 

Beasiswa pertamina peduli anak disabilitas ini lanjut Wahid, dirancang untuk bantuan pendidikan bagi para putera-puteri sekolah dasar yang memiliki kebutuhan khusus  (anak berkebutuhan khusus) yang kurang mampu dan terpilih.

suyoto2iQU9I.jpg

Jumlah anak yang terpilih untuk mendapatkan beasiswa ini sebanyak 25 anak peserta 22 anak SD dan 3 anak SMP.

"Kita juga mendatangkan psikolog dan juga praktisi anak berkebutuhan khusus, ini dilakukan untuk meningkatkan kapasistas guru anak berkebutuhan khusus. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada guru dan meningkatkan kemampuan guru dalam hal mengajar anak berkebutuhan khusus," tegas Wahid.

Sementara itu, salah satu anak penyandang disabilitas Dewi Ragilia Utami, yang memperoleh bantuan dari pertamina menyampaikan bahwa dia ingin segera dioperasi karena penyakit yang diderita dapat sembuh dengan operasi. 

Dengan semangat Dewi ingin sekali bupatinya bisa membantu agar segera bisa dioperasi. Tidak hanya itu saja, Dewi, juga ingin dalam pendidikan dia beserta teman-teman disabilitas lainnya dapat bersekolah di sekolah yang diinginkan. 

pertaminagUsxP.jpg

Dalam kesempatan itu, Dewi juga mengungkapkan tentang kekhawatirannya dengan teman-teman lainnya nanti kedepan tidak bisa masuk ke sekolah negeri karena batasan umur. Karena saat ini dewi sudah berusia 16 tahun. 

"Kita itu tidak masuk sekolah bukan karena nakal atau malas, tapi karena kita sakit yang menyebabkan kita tidak bisa masuk sekolah," keluh Duwi.

Mewakili teman-temannya Dewi mengaku sangat ingin sekolah, sangat ingin menimba ilmu yang lebih tinggi. Agar kita tidak dipandang sebelah mata lagi oleh masyarakat. 

Sebenarnya penyandang disabilitas mampu untuk sukses, untuk bersaing dengan yang lainnya asal bisa diberi kesempatan yang sama dengan yang lainnya. 

"Mungkin secara fisik dan mental kita sedikit berbeda dengan yang lainnya, namun dari segi semangat dan kemampuan kita bisa bersaing, bahkan bisa melebihi yang bukan penyandang disabilitas," ucap Duwi.

suyoto3lbX0D.jpg

Bupati Bojonegoro, Suyoto, dalam sambutannya menegaskan akan segara membuat Peraturan Bupati (Perbub).

Melalui Dinas Pendidikan setempat Perbub akan segera dirumuskan. Menurut Kang Yoto, bahwa tidak ada batasan usia bagi anak disabilitas untuk sekolah.

"Sebenarnya setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang lain," papar Bupati.

Bupati, melanjutkan, bahwa sebenarnya pelan-pelan sesama manusia akan mengalami disabilitas, yakni pendengaran mulai menurun, penglihatan kabur. Sehingga jangan pernah memandang anak disabilitas sebelah mata, karena mungkin suatu saat dia bisa lebih hebat dari kita. 

"Mungkin nanti para penyandang disabilitas ini bisa menemukan penyakit kanker, bisa menjadi musisi yang hebat," lanjutnya.

Bupati mencontohkan, seperti halnya Stephen William Hawking seorang fisikawan yang menemukan teori lubang hitam (black hole) yang menderita motor neuron dimana penderita mulai kehilangan penggunaan  lengan, kaki, dan suaranya. 

Pertamina-Foundationssafuwan4Wu3y.jpg

Tidak hanya itu, ada juga Ludwig Van Beethoven seorang musisi dan composer besar dalam sejarah musik, tidak banyak yang tau kalau Beethoven menderita kehilangan pendengaran. 

Meskipun dia mengidap penyakit tuli, masih ungkap bupati, dia bisa menghasilkan karya-karya terbaik dalam sejarah musik.

"Anak-anak kita harus mulai kita didik dimana anak kita nanti tinggal, dengan siapa dia tinggal, dan bagaimana cara dia agar bisa bertahan hidup," pungkasnya.

Dalam pidatonya Bupati juga memberikan 9 hal keterampilan 

1. keterampilan hidup diantaranya yang pertama terampil niat hidup. 
2. Keterampil berkarya yang layak laku dijual sebagai amal soleh. 
3. terampil berkomunikasi. 
4. Keterampil berpikir kritis reflektif. 
5. Terampil dan bisa bekerjasama/berkolaborasi. 
6. Kreatif dan inovatif. 
7. terampil dalam berkemampuan meraih hidup bahagia. 
8. Terampil hidup sehat. 
9. Terampil hidup dalam kebencanaan.

suyoto5Z4k0x.jpg

“Boleh saja kita mengajarkan anak-anak kita untuk memiliki cita-cita yang tinggi, tapi juga harus bisa memberikan atau mengajarkan hal baru lainnya kepada anak kita. Karena anak-anak kita harus bisa mengahadapi segala kemungkinan kedepannya nanti,” imbuh Kang Yoto. (*)

suyoto4pHqr0.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES