Kesehatan

Benarkah Pengangguran Lebih Berisiko Terkena Serangan Jantung?

Selasa, 01 Agustus 2017 - 07:25 | 32.85k
ILUSTRASI: Terkena Serangan Jantung. (Foto: Sehatmagz)
ILUSTRASI: Terkena Serangan Jantung. (Foto: Sehatmagz)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pengangguran berisiko 50 persen lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang bekerja. Selain itu, bahaya menganggur lainnya adalah akan menyebabkan seseorang lebih rentan terkena depresi, gangguan mental, hingga lebih parahnya kematian.

Dilansir dari Hello Sehat, Rasmus Roerth peneliti dari Copenhagen University Hospital, Denmark yang memimpin penelitian ini mengatakan, memiliki pekerjaan mampu meningkatkan status kesejahteraan dan penampilan seseorang. Di sisi lain, saat Anda kehilangan pekerjaan atau tidak memiliki pekerjaan, maka hal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, gangguan kesehatan mental, dan bahkan muncul keinginan untuk bunuh diri.

Penelitian yang dipresentasikan pada acara Heart Failure 2017 dan the 4th World Congress on Acute Heart Failure ini meneliti semua pasien rawat inap yang berada di usia produktif atau usia kerja, yakni 18-60 tahun. Penelitian ini menggunakan data pasien sejak 1997 hingga 2012.

Dari 21.455 pasien rawat inap karena penyakit jantung, sebanyak 55 persen atau setara dengan 11.880 pasien merupakan pengangguran. Selama 1.005 hari, 16 persen pasien yang bekerja dan 31 persen pasien yang menganggur diketahui meninggal dunia.

Setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikannya, pasien gagal jantung  yang menganggur atau tidak bekerja memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 50 persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES