Pendidikan

Wujudkan Kedaulatan Pangan dengan Menghidupkan Lembaga Penyuluhan

Sabtu, 29 Juli 2017 - 19:21 | 130.89k
Kepala BPPSDMP Dr Ir Momon Rasmono MSi (tengah) melihat inovasi pengembangan hidroganik di BBPP Ketindan, Malang. (Foto: Ferry/TIMES Indonesia)
Kepala BPPSDMP Dr Ir Momon Rasmono MSi (tengah) melihat inovasi pengembangan hidroganik di BBPP Ketindan, Malang. (Foto: Ferry/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan dan desa perlu dihidupkan dan ditumbuhkembangkan, termasuk memperkuat balai penyuluhan sebagai simpul koordinasi.

Ajakan tersebut disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dr Ir Momon Rusmono MS saat bertemu dengan para penyuluh se-Jawa Timur, Sabtu (29/7/2017) di Balai Besar Penyuluhan Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang, Jawa Timur.

Momon-Rosmono1rZmFa.jpg

"Hidupkan kelembagaan penyuluhan di kecamatan, tumbuh kembangkan pos penyuluhan di tingkat desa," kata Momon.

Apa yang disampaikan Kepala BPPSDM ini, merupakan sikap atas tiga hal yang menjadi dinamika lingkungan strategis terkait dengan penyuluhan pertanian di Indonesia, yaitu transisi kelembagaan, keterbatasan jumlah penyuluh, dan perkembangan teknologi informasi.

yoyon-marsono-nyarEfVc7.jpg

Dia menjelaskan, sesuai peraturan, lembaga penyuluhan digabung dan menjadi bagian dari dinas. Sebelumnya, di kabupaten/kota terdapat badan pelaksana penyuluhan, dan badan koordinasi penyuluhan di tingkat provinsi.

Terkait jumlah penyuluh, dia menyebut total penyuluh PNS dan tenaga harian lepas (THL) sekitar 44 ribu, sementara terdapat 72 ribu desa berbasis pertanian di Indonesia. "Sehingga ada penyuluh yang menangani lebih dari satu desa," lanjutnya.

yoyon-marsononyar-1NQAia.jpg

Pun dengan perkembangan teknologi informasi maupun IPTEK pertanian yang begitu pesat. Termasuk juga tugas penyuluh yang semakin banyak dan kendali tugasnya yang semakin luas, menjadi hal penting yang juga perlu disikapi.

Untuk itu, dia mengimbau kepada para penyuluh agar eksistensi penyuluhan di lapangan dapat betul-betul dirasakan oleh masyarakat petani dan stakeholder lainnya.

"Jadi adanya penyuluh untuk mencapai kedaulatan pangan dan bagaimana bisa menyejahterahkan petani," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES