Glutera News

Kaderisasi Itu Wajib!! Supaya Jaringan Bisnis Anda Berkembang Pesat

Kamis, 27 Juli 2017 - 13:12 | 575.59k
ILUSTRASI - Kaderisasi (Foto: Gluteranews)
ILUSTRASI - Kaderisasi (Foto: Gluteranews)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai pemihak dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut.

Mungkin banyak yang heran sekaligus masih bertanya-tanya kenapa harus ada kaderisasi dalam setiap organisasi. Baik itu di organisasi-organisasi di kampus ataupun organisasi kemasyarakatan pasti memiliki satu bagian yang mengurus kaderisasi. Apa sebegitu pentingnya kaderisasi untuk organisasi?? Mari kita telaah secara bersama-sama.

Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.

Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum. Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam."

Sebelum lanjut ada sebuah cerita yang mungkin bisa memberikan sedikit gambaran tentang kaderisasi, sok dinikmati ya…

Dalam sebuah kisah diterangkan seorang kakek yang sudah tua renta menanam sebuah pohon kurma. Kebetulan pada saat itu seorang raja lewat dan melihat kakek yang sedang menanam tersebut. Dengan rasa penasaran sang raja bertanya kepada si kakek tentang alasan atau motivasi menanam pohon tersebut. Sang raja bertanya seperti itu karena semua orang sudah tahu bahwa pohon kurma tidak akan berbuah kecuali setelah beberapa tahun sehingga mana mungkin kakek itu menanam pohon kurma untuk dipetik oleh dirinya sendiri.

Ternyata benar, ketika ditanya si kakek menjawab dengan bijak, “Dulu orang-orang sebelum kita menanam pohon kurma sehingga buahnya dapat kita nikmati sekarang, apakah tidak ada keinginan dalam diri kita untuk mengikuti jejak mereka dengan menanam pohon kurma saat ini supaya generasi setelah kita dapat menikmati buah kurma dari pohon yang kita tanam?”

Bagaimana? Sudah adakah sedikit gambaran yang didapatkan dari cerita di atas sob? Inti dari cerita di atas adalah bagaimana begitu perhatiannya sang kakek terhadap keberlangsungan kehidupan bagi generasi yang akan datang. Dia tidak ingin generasi berikutnya tertimpa masalah, mengalami kemunduran hingga akhirnya menghilang tanpa jejak. Nah, pada dasarnya ini jugalah yang melandasi kenapa harus ada suatu bagian yang mengurusi kader-kader dalam setiap organisasi.

Kaderisasi menjadi bagian yang memberikan perhatian lebih terhadap keberlangsungan organisasi dengan menciptakan dan menjaga kader-kader yang akan melanjutkan perjuangan.

Kaderisasi bisa diibaratkan sebagi jantungnya sebuah organisasi, tanpa adanya kaderisasi rasanya sulit dibayangkan suatu organisasi mampu bergerak maju dan dinamis. Hal ini karena kaderisasilah yang menciptakan embrio-embrio baru yang nantinya akan memegang tongkat estafet perjuangan organisasi.

Kaderisasi berusaha menciptakan kader yang bukan hanya hebat dalam mengerjakan suatu program, tapi lebih dari itu. Kaderisasi haruslah mampu menciptakan kader yang memiliki jiwa pemimpin, memiliki emosi yang terkontrol, kreatif dan mampu menjadi pemberi solusi untuk setiap permasalahan serta yang terpenting mampu dan pantas nantinya menjadi seorang teladan bagi anggotanya.

Bung Hatta pernah bertutur mengenai kaderisasi, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam"

Dalam Proses Kaderisasi Ada Dua Ikon Penting, Yaitu:
1.    Pelaku Kaderisasi (subjek)
2.    Sasaran Kaderisasi (objek)

Pelaku kaderisasi merupakan individu-individu yang telah memiliki kapasitas yang mantap untuk mengkader para anggotanya dan memahami alur kaderisasi dalam organisasi tersebut.  Sementara sasaran kaderisasi merupakan individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk menjadi penerus visi dan misi organisasi.

Jadi, sudah jelas terlihat urgensi dari kaderisasi dalam sebuah organisasi. Kaderisasi merupakan suatu kebutuhan internal yang harus dilakukan demi kelangsungan organisasi. Seperti hukum alam akan adanya suatu siklus, dimana semua proses pasti akan terus berulang dan terus berganti.

Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya.

Sukses atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal yang di kembangkannya. Karena, wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan.

Faktor-Faktor Progresivitas Kaderisasi
Aristoteles mengajarkan kita mengenai 4 macam sebab yang membuat suatu akibat dapat eksis. 4 macam sebab yang dimaksud, yaitu;

1. SEBAB EFISIEN
Adalah sebab yang bertugas sebagai subyek yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab efisiennya adalah koki.

2. SEBAB FINAL
Adalah sebab yang bertugas sebagai tujuan universal yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab finalnya adalah makanan.

3. SEBAB FORMIL
Adalah sebab yang bertugas sebagai tujuan partikulir (bentuk) yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab formilnya adalah donat.

4. SEBAB MATERIL
Adalah sebab yang bertugas sebagai susunan (bahan-bahan) yang mengadakan akibat. Misalnya roti adalah suatu akibat, maka sebab materilnya adalah tepung terigu, telur, air dan lainnya.

Sebab-sebab tersebut dapat pula dinamakan faktor-faktor. Jika dikaitkan kembali pada konteks kaderisasi, maka faktor-faktor yang mengembangkan atau progresivitas kaderisasi, tentunya juga terdapat 4 faktor, diantaranya;

1. FAKTOR SENIOR.
Senior yang dimaksud di sini adalah senior secara umum, baik anggota tingkat pertama, maupun kedua. Untuk anggota tingkat pertama, pemikiran dan tindakan mereka yang menjadi penentu progresivitas kaderisasi. Betapa tidak, kader terbaik inilah yang menjadi sebab awal atau pendiri suatu organisasi. Merekalah founding father yang menentukan cetak biru, norma dan tujuan organisasi. Tidak dapat dimungkiri, anggota tingkat kedua juga termasuk senior yang menjadi faktor progresivitas kaderisasi. Semakin besar kapasitas dan dedikasinya dalam kaderisasi, maka semakin besar pula perannya sebagai faktor progresivitas kaderisasi. Karena kapasitas dan dedikasi tidak berbicara lagi tentang siapa yang lebih dulu hadir dalam suatu organisasi, tapi siapa yang paling berperan dan dibutuhkan dalam suatu organisasi.

2. FAKTOR TUJUAN.
Tujuan atau visi-misi organisasi merupakan salah satu bagian penting dalam progresivitas kaderisasi. Tujuan tidak boleh terlalu tinggi, hal itu membuat anggota sulit mencapainya. Tujuan juga tidak boleh terlalu rendah, karena membuat anggota tidak bekerja cerdas dan keras untuk mencapainya. Tujuan inilah yang menjawab pertanyaan mau di bawa kemana kaderisasi tersebut. Tujuan sering dilekatkan dengan visi-misi. Visi yang diserap dari bahasa Inggris, yaitu vision berarti pandangan ke depan terhadap apa yang di lihatnya hari ini. Sementara misi yang juga diserap dari bahasa Inggris, yaitu mission berarti langkah-langkah dalam mewujudkan misi tersebut. Visi dan Misi tidak dapat dilepaskan dari kaderisasi dalam suatu organisasi.

3. FAKTOR KETELADANAN.
Senior yang bertugas mengkader junior harus mempertanyakan ke dalam dirinya sendiri sebelum mengkader bahwa junior yang ia kader mau dibentuk menjadi kader yang seperti apa? Jawaban yang paling logis adalah menjadi kader seperti dirinya atau bahkan melebihi dirinya sendiri. Tentulah keteladanan harus menjadi prinsip dari setiap senior. Karena junior yang ia kader akan meneladani pemikiran dan tindakannya. Di mana senior yang diteladani juga meneladani pemikiran dan tindakan senior yang mengkadernya. Pertanyaannya kemudian adalah siapa yang diteladani oleh kader terbaik atau anggota tingkat pertama? Mereka meneladani tujuan yang termaktub dalam visi-misi, norma atau konstitusi organisasi. Itulah mengapa kader terbaik sering diasosiakan pada mereka yang pemikiran dan tindakannya paling sesuai dengan tujuan organisasi, terlepas apakah ia yang paling awal atau belakangan masuk dalam suatu organisasi.

4. FAKTOR PROGRAM KERJA.
Umumnya, program kerja merupakan perwujudan kongkrit suatu tujuan organisasi yang konsisten dilakukan 1 hingga 5 tahunan. Keberhasilan mewujudkan program kerja akan mendapatkan penghargaan, baik dari pihak internal organisasi, maupun eksternal organisasi. Sementara kegagalan atau kurangnya perwujudan program kerja akan mendapatkan sanksi, baik sanksi administratif, denda, maupun sanksi moral. Keberhasilan dan kegagalan tersebut dapat terlihat jelas dan lengkap dalam rapat akhir untuk laporan pertanggung- jawaban. Akumulasi dan optimalisasi program kerja mengakibatkan suatu pola kaderisasi yang progresif.

Memaknai Pentingnya Kaderisasi
Akhirul kata, untuk menjawab pertanyaan apakah kaderisasi bermakna dan penting dapat kita mempertanyakan kembali; apakah ada manusia yang sempurna dengan sendirinya? Jika tidak, kaderisasi adalah jawaban bagi proses manusia menuju kesempurnaan.

Kaderisasi itu bermakna karena menjadikan manusia semakin memanusiakan dirinya dan juga manusia lain. Meningkatkan nilai-nilai kemanusiaanya. Kaderisasi itu penting karena dari dulu hingga sekarang dan di daerah mana saja dilakukan oleh manusia (universal), dilakukan oleh manusia yang satu terhadap manusia lainnya (obyektif) dan tanpa kaderisasi manusia akan menghilangkan nilai-nilai kemanusiaannya (substansial). Jadi, berapakah kadermu sekarang?

Selamat mengkader dan dikader!

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES