Glutera News

Kulit Memburuk? Awas Bahaya Diabetes!!

Selasa, 25 Juli 2017 - 17:05 | 190.88k
ILUSTRASI: Kulit (Desaign: Glutera News)
ILUSTRASI: Kulit (Desaign: Glutera News)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat tanah air adalah diabetes. Selain bisa memicu kematian, penyakit ini juga bisa membuat kualitas kehidupan seseorang menurunka drastis, apalagi jika diabetes sudah mencapai tahapan komplikasi. Diabetes sendiri disebabkan oleh kenaikan gula darah dan kurang efektifnya kinerja insulin di dalam tubuh sehingga kesehatan tubuh pun menurun dengan signifikan.

 Yang mengerikan dari penyakit ini adalah seringkali tidak memberikan gejala apa-apa dan tiba-tiba sudah dalam kondisi yang parah. Namun, diabetes ternyata bisa dideteksi jika kita mau memperhatikan kesehatan kulit kita.

Pakar kesehatan menyebutkan jika kulit yang kondisinya semakin tidak prima dan tidak terlihat bugar ternyata bisa jadi adalah tanda-tanda awal dari penyakit diabetes. Hal ini dikarenakan jika insulin di dalam tubuh tidak lagi bekerja dengan benar, maka aliran darah pun akan ikut terganggu.

Padahal, sebagaimana kita ketahui, aliran darah yang lancar adalah salah satu kunci kesehatan kulit kita tetap terjaga. Hal ini berarti, jika kulit kita memunculkan banyak noda dan bintik hitam, atau bahkan meningkatnya keriput pada kulit tanpa alasan yang jelas, bisa jadi ini adalah gejala awal dari diabetes.

Jika kita mengalami masalah kesehatan kulit, ada baiknya kita periksakan kondisi kita ke dokter untuk memastikan apakah kita terkena masalah diabetes atau tidak. Hal ini dikarenakan jika kita ternyata sudah terkena penyakit diabetes, kita tidak lagi bisa sembarangan dengan kulit kita. Andai terkena luka, kulit akan cenderung sulit untuk mengering dan sembuh mengingat sirkulasi darah dalam tubuh ikut memburuk.

Selain itu, kepadatan tulang di dalam tubuh juga cenderung semakin menurun dan ada resiko terkena beberapa penyakit lain layaknya infeksi bakteri, penyakit jantung, atau bahkan serangan stroke yang dikenal sangat mematikan.

Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar penderita diabetes. Pada tahun 2013, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun (dikutip dari Federasi Diabetes Internasional). Tetapi kurang dari 50% dari mereka yang menyadarinya. 

APA SAJA GEJALA DIABETES?

Sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui gejala awal diabetes. Baik bagi yang berisiko tinggi maupun bagi yang merasa sehat dan tidak memiliki riwayat atau potensi mengidap diabetes.

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik.

Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi: 

•    Sering merasa haus.

•    Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

•    Rasa lapar yang ekstrem.

•    Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

•    Berkurangnya massa otot.

•    Terdapat keton dalam air seni. Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.

•    Kelelahan.

•    Pandangan yang kabur.

•    Luka yang lama sembuh.

•    Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter. Pendeteksian sedini mungkin memungkinkan kita untuk mencegah bertambah parahnya kondisi diabetes kita. 

Pengaruh Hormon Insulin dan Diabetes

Seluruh sel dalam tubuh manusia membutuhkan glukosa agar dapat bekerja dengan normal. Kadar zat gula dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung.

Tetapi organ pankreas milik penderita diabetes tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
 
Sekilas Tentang Diabetes Tipe 1

Penderita diabetes tipe 1 sangat bergantung kepada insulin karena sistem kekebalan tubuh penderita akan menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini memicu peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Hingga saat ini, penyebab di balik diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti.

Penderita jenis diabetes ini umumnya berusia di bawah 40 tahun, biasanya muncul pada masa remaja atau anak-anak. Karena itu, diabetes tipe 1 juga disebut sebagai diabetes anak-anak.

Diabetes tipe 1 lebih jarang terjadi dibandingkan dengan diabetes tipe 2. Di antara 10 orang penderita diabetes, diperkirakan hanya sekitar 1 orang yang mengidap tipe 1.

Selain harus menerima suntikan insulin setiap hari, penderita diabetes tipe 1 juga disarankan untuk menjaga kadar glukosa dalam darah agar tetap seimbang. Misalnya dengan menerapkan pola makan sehat dan menjalani tes darah secara rutin. 

Sekilas Tentang Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih umum terjadi. Sekitar 90 persen penderita diabetes di dunia mengidap diabetes tipe ini.

Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Kekurangpekaan sel-sel tubuh ini dikenal dengan istilah resistensi terhadap insulin.

Gejala pada penderita diabetes tipe ini biasanya dapat dikendalikan dengan pola makan sehat dan memantau kadar glukosa dalam darah. Tetapi, tetaplah waspada karena penyakit ini akan terus berkembang dalam tubuh dan lambat laun Anda akan membutuhkan langkah pengobatan.

Diabetes tipe 2 sering dihubungkan dengan obesitas. Memang tidak semua orang yang mengidap obesitas akan otomatis menderita diabetes tipe 2. Tetapi, makin tinggi indeks massa tubuh seseorang, maka risiko diabetes tipe ini juga meningkat. Diabetes akibat obesitas umumnya menyerang para manula. 

RISIKO DIABETES KEHAMILAN 
Diabetes juga kerap menyerang para ibu hamil. Terdapat sebagian wanita yang memiliki kadar glukosa dalam darah yang sangat tinggi selama masa kehamilan, sehingga tubuh mereka tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk menyerapnya. Diabetes yang dikenal sebagai diabetes kehamilan ini dapat terjadi pada sekitar 15 hingga 18 orang di antara 100 wanita yang hamil.
Penderita diabetes tipe 1 yang hamil juga akan memiliki risiko tinggi karena dapat berdampak pada ibu serta janin. Sangatlah penting bagi penderita diabetes yang sedang hamil untuk menjaga keseimbangan kadar gula darahnya.

Ibu yang sedang hamil sebaiknya lebih cermat memantau kadar gula darah pada trimester kedua (minggu 14-26). Pada masa itulah diabetes kehamilan umumnya berkembang dan kemudian hilang setelah melahirkan. Meski demikian, risiko diabetes tipe 2 pada wanita yang pernah mengalami diabetes kehamilan adalah sekitar tiga kali lebih tinggi dibandingkan populasi pada umumnya.

INGIN TERHINDAR DARI DIABETES, COBALAH RUTIN KONSUMSI GLUTERA DAN BERJALAN KAKI SETELAH MAKAN

Pakar kesehatan Andrew Reynolds yang berasal dari University of Otago, Selandia Baru, mengungkapkan cara unik untuk mencegah diabetes ini, yakni dengan berjalan-jalan sebentar setelah makan, khususnya andai kita baru saja mengkonsumsi makanan yang kayaa akan karbohidrat. Menurut beliau, dengan berjalan kaki setelah makan kita bisa menurunkan kadar gula darah dengan cukup signifikan, yakni sekitar 12 hingga 22 persen. Andai kita melakukannya secara rutin, maka besar kemungkinan kita bisa mencegah datangnya diabetes dengan baik.

Sebagai informasi, makanan yang kaya akan kandungan karbohidrat akan memiliki kandungan glukosa yang cukup tinggi dan bisa menjadi pemicu datangnya penyakit diabetes. Selain itu, konsumsi makanan-makanan tersebut bisa menyebabkan kita mengalami kenaikan kadar gula dalam tubuh dengan signifikan yang berimbas pada kenaikan berat badan atau masalah obesitas yang juga sama berbahayanya layaknya diabetes.

Meskipun sederhana, banyak orang yang cenderung malas untuk bergerak apalagi setelah perut mereka merasa kenyang. Padahal, dengan menyempatkan waktu untuk berjalan kaki, meskipun hanya di dalam rumah atau di sekitar rumah saja, kita bisa menurunkan resiko terkena diabetes dengan sangat signifikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES