Peristiwa Daerah

Siswa Sekolah Dasar Mencari Sampah Demi Bisa Bersekolah

Sabtu, 22 Juli 2017 - 15:31 | 37.24k
Try Luki Cahyono, siswa kelas V SD mengumpulkan sampah di jalan Desa Mungli, Kecamatan Kalitengah, Sabtu (22/7/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Try Luki Cahyono, siswa kelas V SD mengumpulkan sampah di jalan Desa Mungli, Kecamatan Kalitengah, Sabtu (22/7/2017). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banyak cara-cara sederhana yang bisa dilakukan untuk membuktikan bakti kepada orangtua. Seperti yang dilakukan Try Luki Cahyono, bocah asal Desa Mungli, Lamongan, Jawa Timur ini.

Ia memiliki kerajinan, inisiatif, dan keterampilan yang sangat membanggakan. Ia dengan sepenuh hati dan dan ikhlas melakukan pekerjaan yang tidak dijalankan oleh anak seusianya.

pemulung28EYWk.jpg

Siswa kelas V SDN Mungli, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini, sudah mampu membayar sendiri biaya kebutuhannya sekolah. “Saya bayar sendiri uang SPP,” katanya, Sabtu (22/7/2017).

Lalu, darimana Luki mendapatkan uang? Jika anak seusianya, menghabiskan masa kecil dengan bermain, lain halnya dengan Luki. Sepulang sekolah Ia justru mencari sampah di sekitar rumahnya, dengan berbekal kantong plastik.

“Sampah yang saya dapat, saya jual,” ujar Luki.

Ia menuturkan, sejak dua tahun silam, sudah menjalankan aktivitas mengumpulkan sampah bersama dengan orang tua dan warga setempat. “Sampahnya saya jual ke bank sampah,” ucap Luki.

Namun, sampah yang setiap hari dicarinya, tidak setiap hari dijual ke bank sampah.

pemulung1lKyo0.jpg

Luki harus menunggu hingga menumpuk banyak untuk kemudian dijual ke bank sampah milik Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Desa Mungli.

“Satu kali bawa (ke Bank Sampah) saya dapat uang 10 ribu sampai 30 ribu rupiah,” tutur Luki.

Tak sia-sia inisiatifnya ini, Luki bisa membayar biaya sekolah. “Sekarang gak telat bayar SPP lagi, kalau dulu sering telat karena gak punya uang. Uang dari jualan sampah juga buat bantu orang tua, buat bayar listrik sama lainnya,” katanya.

Meski harus mengorbankan waktu bermain untuk mencari sampah, Luki tetap riang mengerjakan aktivitas memulung yang dilakukannya usai sekolah.

Ia merasa, sudah menjadi kewajiban baginya untuk membantu orang tua.

"Saya hatus tetap semangat untuk bisa tetap melanjutkan sekolah, meski dengan harus terlebih dahulu membanting-tulang, mencari sampah," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES