Kopi TIMES

Melestarikan Budaya Tanam Pohon

Jumat, 21 Juli 2017 - 14:00 | 56.57k
Sanusi, Pranata Humas Kebun Raya Purwodadi. (Grafis TIMES Indonesia)
Sanusi, Pranata Humas Kebun Raya Purwodadi. (Grafis TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – “Saya menganjurkan setiap seremonial apapun tandai dengan menanam pohon. Misal acara perkawinan atau hajatan juga diselipi agenda menanam pohon. Sehingga mereka secara tidak langsung kita juga menanamkan kesadaran pada generasi berikutnya untuk merawat pohon itu,” demikian beberapa kalimat dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kebun Raya Baturraden Rabu lalu (19/7) sebagaimana dikutip oeh kompas.com.

Demikian juga pemberitaan timesindonesia.co.id yang berjudul “98 Wali Kota Se-Indonesia Tanam Pohon di Taman Singhasari Kota Malang”. Berita itu berkaitan dengan kegiatan APEKSI yang ditutup oleh Presiden Joko Widodo. Tentunya dapat mengingatkan kita untuk terus membudayakan menanam pohon dan mengenal beraneka jenis tanaman dari berbagai daerah.

BACA JUGA98 Wali Kota Se-Indonesia Tanam Pohon di Taman Singhasari Kota Malang

Budaya menanam pohon adalah sebuah budaya yang telah dari generasi ke generasi terpelihara secara turun-temurun. Nenek moyang bangsa Indonesia adalah pecocok tanam yang berhasil. Seiring dengan perkembangan industri dan teknologi, budaya menanam ini tergerus oleh budaya millenial. 

Sehari-hari kita melihat anak muda kita lebih banyak memegang smartphone ketimbang memegang cangkul. Kalau dulu setiap rumah minimal ada satu cangkul, sekarang setiap rumah minimal satu smartphone, bahkan setiap orang seolah wajib pegang alat satu ini. Smartphone telah menjadi kebutuhan pokok.

Tentu saja hal ini membuat kita miris. Sudah seharusnya apa yang disampaikan banyak kepala daerah, seperti salah satunya Gubernur Jawa Tengah diatas dilaksanakan, agar budaya menanam pohon ini kembali terjaga pada bangsa ini.

Di tengah kesibukannya, para pejabat maupun para tokoh di semua level sebenarnya menyadari akan pentingnya penguatan kembali budaya menanam pohon ini. Jika sebuah seremonial, apapun itu, termasuk perayaan perkawinan, ulang tahun, kelahiran, dan momen penting lainnya, baik yang sifatnya keluarga maupun sebuah instansi diselipi dengan penanaman pohon tentu akan sangat membantu penguatan kembali budaya menanam pohon ini.

Secara nasional pemerintah dan DPR sendri telah menerbitkan beberapa peraturan dan undang-undang yang berkaitan dengan pentingnya budaya penanaman pohon ini. 

Salah satu yang berkaitan antara lain adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun Tahun 2013 dan Undang-Undang 41 Tahun 1999, keduanya berisi pencegahan bagi penebangan pohon.

Kebun-Raya-Purwodadi56hP9.jpgKebun Raya Purwodadi. (Foto: wisata jawa timur)

Di sisi lain tentu kita ingat program Program Penanaman Satu Milyar Pohon (One Billion Indonesian Trees), mungkin program seperti ini sebaiknya dapat dilakukan minimal setiap tahun sekali di setiap pemerintah daerah. 

Mungkin perlu dibuat perundang-undangan yang tidak hanya mencegah para penebang liar di hutan, tetapi juga para kepala daerah yang tidak berusaha membudayakan menanam pohon. 

Di sisi lain program pendidikan lingkungan hidup seperti Program Adiwiyata juga perlu terus digencarkan agar setiap sekolah dapat berprestasi dalam membudayakan kembali kebiasaan menanam pohon ini.

Penguatan kesadaran menanam pohon salah satunya telah dilaksanakan melalui kebun raya. Pemilihan kebun raya seperti Kebun Raya Baturraden sebagai tempat perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah sangat tepat sekali. 

Disamping kita dapat menikmati indahnya berbagai pepohonan yang hijau, hal ini mengingatkan kita pada pentingnya fungsi kebun raya sebagai laboratorium alam dan sarana untuk pendidikan lingkungan.

Peraturan Presiden No. 93 Tahun 2011 telah menegaskan pentingnya kebun raya sebagai prioritas nasional untuk melindungi tanaman endemik Indonesia yang semakin terancam keberadaannya. Kebun raya juga menjadi tempat  pendidikan bagi generasi muda untuk mencintai lingkungan. 

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang tidak hanya mengelola kebun raya di lingkungan institusinya tetapi juga membantu dan mendampingi kajian ilmiah pembangunan kebun raya daerah, salah satunya adalah Kebun Raya Baturraden. 

Di kebun raya lingkungan LIPI, bagi pelajar pendidikan lingkungan selalu diselipi imbauan pentingnya penanaman pohon. Bagi rombongan pelajar yang berkunjung ke Kebun Raya Purwodadi LIPI misalnya, disamping dapat mengenal berbagai tanaman koleksi tumbuhannya, para pelajar juga akan diajak untuk peduli akan kelestarian dan penanaman pohon, khususnya pohon endemik.  

Karena pepohonan merupakan bagian terpenting dari kehidupan, sehingga kita harus menanamnya. Pohon adalah anugerah Tuhan yang harus kita rawat bersama.
Pembudayaan kembali menanam pohon ini harus terus diperhatikan oleh seluruh pemerintah daerah secara terus-menerus. 

Generasi millenial kita harapkan mempunyai kesadaran yang cukup untuk memahami arti pentingnya pohon bagi kehidupan demikian pula generasi setelahnya dan seterusnya. Salam Konservasi! (*)

 

(Penulis adalah Pranata Humas Kebun Raya Purwodadi LIPI)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES