Peristiwa Nasional

Membumikan Kitab Kuning untuk Menangkal Radikalisme

Jumat, 21 Juli 2017 - 10:44 | 89.95k
Ketum DKN Garda Bangsa Cucun A. Syamsurijal bersama Ketum DPP PKB H. Muhaimin Iskandar (Foto: istimewa)
Ketum DKN Garda Bangsa Cucun A. Syamsurijal bersama Ketum DPP PKB H. Muhaimin Iskandar (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gelaran Babak Final Musabaqah Kitab Kuning (MKK)  DKN Garda Bangsa akan resmi dimulai Jum'at (21/7/2017) pagi. Peserta yang berasal dari seluruh Indonesia mulai berdatangan di dua titik penjemputan, yakni Bandara SOEKARNO-HATTA dan Stasiun Kereta Api Gambir.  

Mereka berhak mengikuti babak Final MKK setelah berhasil mengalahkan 2000 an peserta dimasing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota. 

Seperti babak penyisihan yang lalu,  babak Final MKK yang bertempat di kantor DPP PKB Dan PBNU ini juga melombakan empat Kitab Kuning,  yaitu Imrithi Dan Alfiyyah Ibnu Malik, yang berisi gramatika bahasa Arab, Fathul Qorib, yang berisi tentang Fiqh, dan Ihya Ulumuddin,  yang berisi berbagai hal terkait ajaran Islam, terutama fiqh dan tasawwuf.

"Kami sengaja memilih empat kitab tersebut,  sebab keberadaannya sangat penting bagi pemahaman agama Islam," jelas Cucun Ahmad Syamsurijal,  Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Jumat (21/7/2017).

"Sumber ajaran Islam yakni Al Qur'an dan As-Sunnah memakai bahasa Arab, Jadi penting bagi umat Islam untuk memahami ilmu gramatika bahasa Arab," imbuh Legislator PKB ini.  

Baginya, ilmu gramatika bahasa Arab ini sangat penting supaya tidak timbul pemahaman dan tafsir atas sumber ajaran agama Islam yang kurang tepat sehingga muncul sifat paling benar sendiri dan menyalahkan mereka yang berbeda paham dalam beragama,  bahkan sampai pada radikalisme dan ekstrimisme.  

"Dewasa ini banyak umat Islam maupun ustadz yang memahami sumber utama panduan hidup mereka lewat terjemahan, padahal itu tidak cukup. Hebatnya, walaupun belajarnya hanya lewat terjemahan, mereka seolah sudah seperti mufti yang berhak memberi fatwa dan berani memvonis benar atau salah,  masuk surga atau masuk neraka," imbuhnya.

Tentu kata pria jebolan Pesantren di Tasikmalaya itu, sangat berbahaya agama Islam jika tampil bukan dengan wajah aslinya, yang selalu mengajarkan damai dan belas kasih.

Cucun juga berpendapat bahwa bagi orang awam Seperti Kita, wajib untuk bermadzhab atau mengikuti Ulama yang tentu ilmunya jauh diatas kita. 

Salah satu cara bermadzhab itu adalah dengan mempelajari Kitab yang mereka buat, Misalkan Fathul Qorib yang dikarang oleh Ahmad Bin Al-Husen Bin Ahmad Al-Asbihani atau yang terkenal dengan Qadhi Abu Suja', seorang Ulama terkenal yang memegang madzhab Syafi'i, ataupun Ihya Ulumuddin yang ditulis oleh Imam Ghozali yang terkenal dengan sebutan hujjatul Islam atau pembela agama Islam. 

"Memang mempejari itu semua butuh proses akan tetapi, hal itulah yang ideal nya Dilakukan oleh Umat Islam," pungkasnya. 

Disisi lain, para peserta MKK  mengungkapkan kegembiraannya karena DKN Garda Bangsa sudah mengadakan kompetisi ini. 

"Saya sangat senang dengan adanya MKK yang diadakan Garda Bangsa PKB ini,sebab  kitab kuning bisa dijadikan rujukan dakwah politik rahmatan Lil alamin," ujar Agus Syaripudin, salah Satu finalis kategori Kitab Ihya Ulumuddin wakil Zona Jawa Barat.  

"Kalau bisa, ke depan jenis kategori kitab nya bisa ditambah,  Supaya yang ikut tambah banyak juga," timpal peserta, Neuis Nurhalis asal Baitul Hikmah Tasikmalaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES