Peristiwa Nasional

Luhut dan Dahlan Bertemu Bahas Masa Depan Mobil Listrik

Rabu, 19 Juli 2017 - 22:13 | 64.14k
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jenderal TNI (pur) Luhut Binsar Pandjaitan saat berbincang dengan Dahlan Iskan di rumahnya di Surabaya, Selasa (18/7/2017) (Foto: Arya Ditya/ jpnn)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jenderal TNI (pur) Luhut Binsar Pandjaitan saat berbincang dengan Dahlan Iskan di rumahnya di Surabaya, Selasa (18/7/2017) (Foto: Arya Ditya/ jpnn)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jenderal TNI (pur) Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Dahlan Iskan di rumahnya di Surabaya, Selasa (18/7/2017)

Mantan menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan tersebut menyempatkan diri mampir setelah melakukan kunjungan ke PT Barata Indonesia di Gresik.

Kunjungan dadakan itu membuat Dahlan terkejut. ”Saya tidak menyangka ada menteri yang berani mendatangi seorang terdakwa,” kata ucap Dahlan seperti dilansirjpnn.com.

Peristiwa yang cukup menarik adalah ketika Luhut menyempatkan diri melihat mobil listrik Tesla Model X yang terpakir di teras rumah Dahlan.

Dia bertanya beberapa hal tentang spesifikasi mobil tersebut ke Dahlan Iskan. "Mobil listrik (di Indonesia, Red) harus didorong. Tidak ada emisinya,” katanya sambil menatap Tesla.

Dahlan membuka kap depan sedan sekelas Mercy tersebut. Isinya kosong. Fungsinya untuk bagasi, sama dengan isi kap belakang.

Tidak seperti kendaraan konvensional yang kap depannya dipenuhi mesin dan perangkatnya. ”Baterai ada di bawah,” ucap Dahlan.

Mantan menteri BUMN itu menjelaskan, sekali mengisi daya, Tesla miliknya tersebut bisa menempuh jarak hingga 500 kilometer. Akselerasi mobil listrik juga jauh lebih bagus daripada motor bakar.

Menurut Luhut ide Dahlan Iskan untuk mendorong terciptanya industri mobil listrik saat masih menjabat Menteri BUMN adalah sangat strategis. Dahlan saat itu telah merancang rencana strategis pengembangan mobil listrik nasional atau Molina.

”Karena itu, ide Pak Dahlan dulu mendorong terwujudnya mobil listrik sudah sangat benar. Bukan hanya benar, tapi sangat benar,” tegas Luhut.

Menurut Luhut, saat ini pemerintah mulai mendorong lagi agar Indonesia miliki industri mobil listrik karena diprediksi sepuluh tahun lagi pasar mobil listrik di dunia bisa mencapai 20 persen.

Dia sudah meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) agar bekerja keras mewujudkan hal tersebut.

Saat ini, kata Luhut, di Tiongkok, semua sepeda motor sudah menggunakan listrik. ”Kita tidak boleh terlambat. Kita jangan mau jadi market (mobil listrik, Red) dari negara-negara Barat,” imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengaku dapat instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo untuk menyusun rancangan kebijakan dalam bentuk peraturan presiden mengenai pengembangan mobil listrik untuk mengurangi emisi karbon.

Pemerintah mulai serius untuk melenggangkan penggunaan mobil listrik. Bahkan pemerintah berencana memberikan keringanan pajak agar harga mobil listrik terjangkau dan digunakan masyarakat luas.

Selain itu, pemerintah juga bakal membangun infrastruktur pendukungnya, seperti pengisian energi ke mobil listrik.

Menurut Jonan, masyarakat tidak perlu lagi mengisi baterai untuk mobil listrik di rumah seperti yang terjadi di China. Pasalnya daya listrik di rumah tangga cukup kecil sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk men-charger baterai mobil listrik.

Menurut Jonan, Kementerian ESDM sedang mempertimbangkan untuk SPBU di seluruh Indonesia untuk menyediakan baterai untuk mobil listrik.

"Teknologi baterai itu penting. Semua 6.000 SPBU di Indonesia nantinya bisa menyediakan baterai. Setiap mobil listrik masuk SPBU tidak untuk mengisi bahan bakar, tetapi mengganti baterai. Jadi baterai daya kosong bisa dilepas, lalu menukarnya dengan baterai yang terisi. Konsumen harus membayar baterai tersebut," kata Menteri Jonan usai menghadiri Seminar Powering Indonesia di Jakarta, Rabu (19/7) dilansir Antara.

Pengembangan mobil listrik juga menjadi potensi yang besar bagi Indonesia, khususnya PLN. PLN tidak hanya melayani konsumen rumah tangga, pabrik dan bisnis tetapi juga melayani sektor transportasi.

Selain untuk menambah bauran energi baru dan terbarukan (EBT) hingga 23 persen pada 2025, melalui kebijakan pengembangan mobil listrik ini, impor gas dan bahan bakar minyak akan dapat ditekan.

"Mungkin bukan kabar baik bagi industri minyak dan gas bumi atau hulu karena di Indonesia, kami akan lebih menggunakan gas alam cair untuk menggerakan transportasi," kata dia.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah telah membentuk tim berunsurkan Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM yang kini tengah menyusun rancangan regulasi tentang Indonesia mendukung pengembangan mobil listrik untuk mengurangi emisi karbon dan mewujudkan bauran energi terbarukan 23 persen pada 2025. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Berbagai Sumber

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES