Pendidikan Universitas Islam Malang

Menteri Sosial: Agama dan Politik Menjadi Saudara Kembar

Rabu, 19 Juli 2017 - 16:31 | 76.49k
Menteri sosisal (Mensos), Khofifah Indar Parawansah (kedua dari kanan) saat menghadiri Forum Unisma Update 2018, Rabu (19/7/2017) di kampus Unisma Malang. (Foto-foto: imad/TIMES Indonesia)
Menteri sosisal (Mensos), Khofifah Indar Parawansah (kedua dari kanan) saat menghadiri Forum Unisma Update 2018, Rabu (19/7/2017) di kampus Unisma Malang. (Foto-foto: imad/TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa menegaskan bawah agama dan politik merupakan saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan.

Hal itu disampaikan perempuan berjilbab itu dalam acara Sarasehan dalam rangka Forum Universitas Islam Malang (Unisma) Update 2018, Rabu (19/7/2017) di kampus Unisma Malang.

BACA JUGA: Mensos Serahkan Bantuan Rutilahu Senilai Rp 450 Juta

Dalam pidato ilmiahnya, Khofidah menyampaikan bahwa semua pihak, terutama kampus harus membangun sistem nasionalisme terhadap nilai-nilai kebangsaan, komitmen serta kecintaan terhadap NKRI.

Tujuannya kata dia, agar mahasiswa Unisma nantinya mempunyai penguatan bidang mental serta kecintaan kepada nilai kebangsaan dan NKRI.

"Perguruan Tinggi Unisma, harus membangun kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah termasuk kementrian sosial serta membangun sinergitas dengan pemerintah," katanya.

Lalu, bagaimana Unisma kedepan, harus mampu menunjukkan nilai Aswaja An Nahdhiyah yang diusung Nahdlatul Ulana (NU), sehingga mampu dan bisa menumbuhkan sikap moderat yang bisa memahami multi kultural bangsa. "Dan Unisma harus membangun keseimbangan di dalam kehidupan naaional," harapnya.

khofifah18xMot.jpg

Khofifah berharap, alumni Unisma, harus dibangun dengan jiwa integritas alumni sehingga Unisma menjadi kampus yang menabur nilai rahmatal lil Ialamin.

"Bagaimana upaya Unisma untuk membangun mental mahasiswanya agar tercipta kondusifitas serta pemahaman tentang pembangunan nasional secara utuh."

Selanjutnya, bagaimana masyarakat mampu melihat agama dan politik menjadi saudara kembar yang bisa berjalan beriringan.

"Jejaring alumni harus dibangun secara kuat, terstruktur dan lebih konkrit agar Unisma bisa berkembang menjadi lebih baik dan berkembang," pesan Khofifah.

Lebih lanjut Ketua Umum Muslimat NU itu menegaskan, bagaimana implementasi UUD 1945 harus difikirkan oleh pemerintah dan Pergurian Tinggi dalam kerangka upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat serta jaminan kesejahteraan sosial.

Hal itu dalam rangka menjadi rujukan utama dalam kerangka membangun negara. "Harus diupayakan dengan mengembangkan nilai sosial di Indonesia yang harus merujuk kepada UUD 1945," ungkapnya.

khofah2DPuEH.jpg

Harus dilakukan sinergitas antara masyarajat dan pemerintah dalam kerangka membangun negara. Hal itu merupakan peran Unisma yang harus bisa menjembatani sinergitas tersebut.

"Disinilah peran strategis perguruan tinggi yang diharapkan oleh pemerintah dewasa ini," akunya di depan para undangan yang hadir.

Saat ini, Kementerian sosial telah melakukan banyak hal yang itu difokuskan kepada pemberdayaan masyarakat kurang mampu.

Implementasi pasal-pasal dalam UUD 1945 yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat. Hal iru harus difikirkan dan diformulasikan dengan melibatkan berbagai pihak dan stakeholder termasuk perguruan tinggi.

"Sosialisasi program Kemensos termasuk di dalamnya program PKH, bantuan pangan, Kartu Keluarga Sejahtera, serta penyerahan bantuan bagi rumah tidak layak huni bagi warga atau masyarakat kurang mampu. Ini adalah wujud lain bansos yang ada. Misalnya, ada program KUBE, Rulitahu, Bansos Lansia, bantuan Disabilitas dan lainnya. Juga program pendampingan yang sudah dilakukan," tegasnya.

Terakhir, Khofifah berpesan, bagaimana perguruan tinggi dalam pembangunan kesejahteraan sosial, penanganan masalah sosial harus mampu terlibat dalam memberikan solusi ini dengan melibatkan tenaga ahli yang dimunculkan dari perguruan tinggi.

"Unisma diharapkam mampu dan punya kemampuan dalam memberdayakan masyarakat melalui pengembangan penelitian serta pengabdian para civitas akademiknya," beber Khofifah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES