Peristiwa Daerah

Balai Banjar Pantigiri Ajak Pelajar Lestarikan Tari Bali

Rabu, 19 Juli 2017 - 01:19 | 138.62k
Sekaa Teruna Giri Mustika Werdhi (STGMW) di Banjar Pantigiri, Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, Badung Setatan saat menampilkan tarian Bali. Selasa(18/07/2017). (Foto: Khadafi/TIMES Indonesia)
Sekaa Teruna Giri Mustika Werdhi (STGMW) di Banjar Pantigiri, Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, Badung Setatan saat menampilkan tarian Bali. Selasa(18/07/2017). (Foto: Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekaa Teruna Giri Mustika Werdhi (STGMW) di Banjar Pantigiri, Desa Adat Kutuh, Kuta Selatan, Badung Selatan, Bali memiliki berbagai program kreativitas seni budaya.

Sebagai organisasi kepemudaan berbasis adat, STGMW memiliki peran penting untuk melestarikan kebudayaan Bali. Salah satunya diwujudkan melalui pelatihan menari Bali melalui pembentukan sanggar tari.

Ketua STGMW, Widyartha Suryawan, mengatakan sanggar tari di Banjar Pantigiri, Desa Adat Kutuh, sudah ada sejak lama. Akan tetapi, latihan menari sempat vakum dalam waktu yang cukup panjang. Dari sanalah kemudian STGMW sebagai tulang punggung Banjar Pantigiri memulai lagi dari awal.

taridafips4l.jpg

"Kami mulai bangun lagi sanggar ini tahun 2015 lalu. Pembina tarinya kebetulan warga di Banjar Pantigiri yang lulusan ISI Denpasar," ucapnya saat ditemui Times Indonesia. Selasa (18/07/2017)

Latihan menari dilaksanakan di balai banjar setiap hari Minggu pagi. Pesertanya kebanyakan anak-anak SD yang ada di Desa Kutuh. Untuk yang perempuan, dasar tari Bali yang diajarkan adalah Tari Puspanjali, Legong Keraton, Puspawresti, Sekar Jepun, dan tarian lainnya. Sedangkan untuk yang laki-laki mempelajari Tari Wirayudha dan Tari Baris.

tari2izeHD.jpg

"Anak-anak begitu antusias untuk belajar menari tradisi. Itulah salah satu alasan kami sebagai pemuda sekaligus masyarakat adat turut berpartisipasi memfasilitasi mereka," imbuh Suryawan.

Pembina tari utamanya bernama I Ketut Alit Putra Wijaya yang juga pernah menjadi mantan ketua STGMW. Sedangkan, bila Alit memiliki kesibukan, maka yang mentransfer ilmu tarinya adalah anggota STGMW yang sudah memiliki beberapa pengalaman menari.

tari3dafiY3lI1.jpg

Suryawan menambahkan, anak-anak sanggar tari yang dikelola STGMW jumlahnya 40 orang. Selain berlatih, mereka diberi kesempatan untuk pentas. Biasanya anak-anak sanggar akan ngayah menari ketika ada odalan (upacara adat) di pura. Selain itu, mereka juga pernah pentas untuk memeriahkan Festival Pantai Pandawa.

"Setiap kali latihan anak-anak hanya cukup membayar Rp 2 ribu saja. Uang itu untuk biaya minum mereka," jelasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES