Peristiwa Daerah

Kades dan BPD Provinsi Jambi Belajar Kelola Bumdes di Banyuwangi

Selasa, 18 Juli 2017 - 13:27 | 44.97k
Bupati Anas memberikan paparan di depan Bupati Al Haris (3 dari kiri) dan peserta bimtek pembentukan dan strategi pengembangan Bumdes.  (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Bupati Anas memberikan paparan di depan Bupati Al Haris (3 dari kiri) dan peserta bimtek pembentukan dan strategi pengembangan Bumdes. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lebih dari 400 kepala desa, kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan seluruh camat dari Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, datang ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur untuk mempelajari penglolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Mereka akan mengikuti bimbingan teknis (bimtek) pembentukan dan strategi pengembangan Bumdes dengan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT).

Selain itu mereka akan studi banding ke desa-desa di Banyuwangi untuk melihat langsung Bumdes, pengelolaan potensi wisata dan pelayanan online model Smart Kampung, selama 3 hari.

"Kita punya banyak kesamaan dengan Banyuwangi, potensi wisata bagus, pertanian bagus, kita punya panas Bumi dan Geo Park. Hanya saja kita tidak punya laut. Selain itu semua belum terkemas, tidak seperti di Banyuwangi," kata Bupati Merangin Al Haris, di lokasi bimtek, Ijen Ballroom Hotel Santika Banyuwangi, Selasa (18/7/2017).

Selepas dari Banyuwangi dia berencana memilih beberapa desa sebagai proyek percontohan dalam mengintegrasikan Bumdes dan potensi wisata masing-masing desa tersebut.

"Untuk itu saya harap semua kades, camat dan ketua BPD benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari pengemasan pariwisata Banyuwangi. Tidak hanya Bumdes, semua hal baik di Banyuwangi harus dipelajari dan dibawa pulang," sambung Al Haris.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam paparannya mengatakan strategi Pemkab Banyuwangi adalah dengan mempertahankan kebudayaan lokal, pengendalian investasi dan mengembangkan ekowisata.

"Pembukaan toko waralaba baru telah 6 tahun kita stop. Perizinan pembangunan hotel kita kendalikan dan yang kami izinkan harus memberikan sentuhan kebudayaan lokal dalam desain interior maupun eksterior," kata Anas.

Menurutnya investasi Banyuwangi justru akan rusak, masyarakat lokal akan tergilas, bila keran perizinan investasi Banyuwangi dibuka sembarangan. Dilanjutkannya karena dikendalikan, termasuk tidak diterbitkannya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di sekitar Bandar Udara Blimbingsari, justru kondisi investasi Banyuwangi kini terus meningkat dan terpelihara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES