Top, 1.926 Mahasiswa Unikama Berangkat Bangun Desa di Kabupaten Malang
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) memberangkatkan 1.926 mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Senin (10/7/2017).
Pelepasan ribuan mahasiswa semester enam itu ditandai dengan upacara yang digelar di kampus.
Ribuan mahasiswa ini ditempatkan di lima kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Malang. Diantaranya, Gedangan, Bantur, Pagak, Kalipare dan Wagir.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Unikama, Dr Sudiyono MPd, mengatakan, mahasiswa akan join dalam program KKN hingga 21 Agustus mendatang.
Kampus, lanjut dia, bekerja sama dengan Bapedda Kabupaten Malang untuk penentuan lokasi dan pembekalan siswa.
"Kecamatan-kecamatan ini juga dinilai memerlukan pemberdayaan, KKN ini diharapkan membantu daerah tersebut," beber Sudiyono.
Mengenai program, disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa dan kebutuhan di sana.
"Fokusnya pada pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, pemerataan pendidikan, penataan administrasi, lingkungan dan program lainnya," beber pria asal Kediri itu.
LPPM juga menekankan agar mahasiswanya membantu mengembangkan potensi wisata di tempat mereka bertugas. Mengingat lokasi KKN mereka adalah daerah berpantai.
"Kelompok KKN dengan kinerja terbaik yang program-programnya bermanfaat dan menyentuh masyarakat, kompak, maka akan mendapat perhargaan dari kampus Unikama," beber dia.
Dia berpesan kepada mahasiswa, agar KKN dijadikan sarana untuk mengabdi bagi kemajuan masyarakat.
"Bahwa hakekat dari pengabdian dan keberadaannya untuk berbakti kepada masyarakat," tandas dia.
Sementara itu, Rektor Unikama, Dr Pieter Sahertian, menjelaskan, dengan KKN, ingin menjadikan kampus ini seperti air yang mengalirkan pengetahuan positif dan keterampilan yang bermanfaat.
"Juga mengalirkan ilmu positif kepada masyarakat. Agar masyarakat merasakan apa yang dikembangkan dan dipelajari di kampus ini," tegas dalam sambutannya.
Pieter juga mengajak mahasiswa, ketika terjun ke masyarakat, terutama di pedesaan, agar menyadari bahwa Unikama merupakan kampus multikultural.
"Saudara-saudara sudah terbiasa selama tiga tahun dalam pola interaksi warga kampus yang berasal dari latar belakang budaya, suku, etnis dan budaya beragam. Kebiasaan ini harus dimaksimalkan, agar segera beradaptasi dengan masyarakat," pesan dia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rizal Dani |