Ekonomi

Kisah Guru SD Sukses Budidaya Lele

Senin, 10 Juli 2017 - 16:03 | 388.10k
Susilo, guru SDN 3 Singojuruh, Banyuwangi, yang berwira usaha sebagai pembidadaya ikan lele. (Foto : Dian Effendi/ TIMES Indonesia)
Susilo, guru SDN 3 Singojuruh, Banyuwangi, yang berwira usaha sebagai pembidadaya ikan lele. (Foto : Dian Effendi/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Meningkatnya kebutuhan hidup lebih tepat disiasati dengan membangun usaha sampingan. Salah satu yang layak dicoba adalah budidaya ikan lele.

Di Banyuwangi, Jawa Timur, usaha budidaya lele akhir-akhir ini semakin digemari masyarakat karena bisa menambah pundi-pundi penghasilan. Kesuksesan budidaya lele telah dirasakan oleh Susilo (50), warga Dusun Kemiren, Desa Singojuruh, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.

Padatahun 2014, guru SD Negeri 3 Singojuruh ini mengawali ternak lele dengan memanfaatkan halaman kosong di belakang rumah. Dilahan itu, dia membuat kolam permanen berukuran 5 x 11 meter dengan tinggi sekitar 1 meter yang disekat menjadi lima kotak dengan ukuran yang sama.

“Dua kotak digunakan untuk indukan, dan 3 kotak difungsikan untuk pemilahan,” ujar Susilo, Senin (10/7/2017).

Kolam seukuran itu, menurut Susilo bisa diisi 10 ribu ekor bibit lele. Saat ini, harga pasaran 1 ekor bibit lele di Banyuwangi sekitar Rp 75 hingga Rp 150. Dengan 10 ribu ekor bibit, Susilo menyediakan pakan sentrat sekitar 1 ton senilai Rp 10 juta. Pakan itu dipakai hingga selesai panen sekitar empat bulan. Agar lele tumbuh berkembang dengan baik, yang rutin harus dilakukan adalah menguras dan mengisi air kolam dipagi dan sore hari.

“Termasuk juga memberi pakan dua kali sehari pagi dan sore,” tambah Susilo.

Hal lain yang harus dilakukan adalah proses pemilahan. Untuk awal, harus rutin dilakukan selama dua puluh hari sekali sebanyak tiga kali. Pemilahan ini dilakukan untuk memilih ikan lele dengan bobot dan ukuran yang seragam.

Ikan lele mulai bisa dipanen secara bertahap saat berumur 2,5 bulan hingga 4 bulan. Dipasaran saat ini, harga ikan lele sekitar Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan jika dijual ke tengkulak harga dipatok Rp 15 ribu per kilogram.

Jika dihitung, keuntungan yang didapat cukup lumayan. Menurut Susilo, 10 ribu ekor bibit membutuhkan biaya sekitar Rp 15 juta. Uang itu untuk membeli bibit, pakan, dan listrik pompa air, dan pengeluaran lainnya. Setelah panen, peternak lele bisa memperoleh total Rp 20 hingga 25 juta.

Untuk pemula, Susilo menyarankan agar membuat kolam dari terpal karena tidak membutuhkan investasi besar.

“Untuk awal, mungkin bisa dicoba dengan menyebar seribu ekor. Jika sudah berpengalaman bisa ditambah secara bertahap,” pungkas Susilo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES