Peristiwa Nasional

Pendekatan Seimbang 'Soft Power' dan 'Hard Power' Solusi Hadapi Terorisme

Sabtu, 08 Juli 2017 - 20:04 | 67.95k
Presiden Jokowi saat ikuti Retreat sesi 1 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7). (Foto: Setkab)
Presiden Jokowi saat ikuti Retreat sesi 1 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7). (Foto: Setkab)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pendekatan yang seimbang antara soft power dan hard power masih merupakan solusi ampuh dalam pemberantasan aksi terorisme.

Demikian pendapat Presiden Jokowi ketika berbicara di Leader’s Retreat KTT G20 sesi I mengenai terorisme di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7) siang waktu setempat, dikutip dari laman setkab.go.id.

Dia sempat mencontohkan, beberapa program deradikalisasi yang dilakukan di Indonesia terbukti dapat menurunkan tingkat keinginan para mantan teroris untuk mengulang aksinya kembali.

“Sejarah telah mengajarkan kita bahwa senjata dan kekuatan militer tidak bisa memberantas terorisme. Pikiran sesat hanya bisa dikoreksi dengan cara berpikir yang benar,” tegas Jokowi.

Untuk itu, lanjut Presiden, pendekatan soft power berupa deradikalisasi dapat terus dilanjutkan.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan beberapa pandangannya dalam upaya memberantas ancaman terorisme.

Yang pertama adalah imbauan kepada G20 untuk meningkatkan pengawasan terhadap aliran dana kepada jaringan kelompok radikal dan teroris. Untuk itu, Indonesia mengapresiasi dukungan para negara G20 terhadap proses keanggotaan Indonesia dalam FATF (the Financial Action Task Force).

“Yang kedua adalah dengan kemampuan teknologi informasi, G20 harus menjadi kekuatan pendorong dalam penyebaran kontra-naratif dengan penekanan pada gerakan moderasi dan penyebaran nilai-nilai damai dan toleran,” ujar Presiden.

Presiden Jokowi juga mendorong negara G20 untuk menjadi kekuatan pendorong dalam upaya mencarikan solusi akar masalah yang timbul akibat dari ketidaksetaraan dan ketidakadilan dengan memperkuat pemberdayaan ekonomi yang inklusif.

Adapun hal keempat yang disampaikan Presiden sebagai upaya memerangi terorisme adalah negara G20 agar dapat mengembangkan kerja sama dalam bidang pertukaran intelijen, penanganan FTF (foreign terrorist fighters), dan pengembangan capacity building.

Kepala Negara juga meminta negara-negara anggota G20 untuk tidak tinggal diam dan bersatu dalam memerangi terorisme.

“Apakah kita menyerah kepada teror? Apakah kita akan tetap diam? Kita tidak boleh menyerah, kita tidak boleh tinggal diam, kita harus bersatu untuk memerangi ancaman terorisme,” kata Jokowi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : Setkab

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES