Entertainment

Generasi Muda Tampilkan Tari Gambuh Sangging Prabangkara

Jumat, 07 Juli 2017 - 02:19 | 130.94k
Penari menampilkan Tari Gambuh Sangging Prabangkara di PKB di Kalangan Angsoka, Taman Budaya, Kamis, (06/07/2017).(Foto Khadafi/Times Indonesia)
Penari menampilkan Tari Gambuh Sangging Prabangkara di PKB di Kalangan Angsoka, Taman Budaya, Kamis, (06/07/2017).(Foto Khadafi/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekaa Gambuh “Dwi Tunggal” dari Banjar Menesa Puseh, Desa Pakraman Pedungan, Denpasar mementaskan drama Tari Gambuh berjudul “Sangging Prabangkara” di Pesta Kesenian Bali Ke-39 yang digelar di Kalangan Angsoka, Taman Budaya, Kamis (06/07/2017).

Tari Gambuh ini mengisahkan Raja Pajang Mataram hendak mencari permaisuri dengan menitahkan Rakryan Sanggih Prabangkara untuk menyelidiki dan mengambil gambar putri Kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Dalam perjalanan, Sangging melihat putri raja Gegelang yang sedang mandi di taman tepian danau, lalu digambarnya.

Gambaran putri cantik jelita ini membuat hati Raja Pajang Mataram terpikat. 

Maka diutuslah Sangging untuk melamar putri Gegalang, namun lamaran ditolak. Marahlah Raja Pajang Mataram, kemudian menyerang kerajaan Gegelang,

Wakil Koordinator Sanggar, I Made Kari menjelaskan, Tema Ulun Danu tetap diselipkan dalam kisah tentang Sangging Prabangkara yang dititahkan mencari permaisuri untuk Raja Pajang Mataram ini.

Menurut Kari, garapan ini dipersiapkan selama satu bulan melibatkan 42 penari dan penabuh. 

Ia mengaku sangat salut dengan anak muda khususnya Sekaa Teruna yang ada di Banjar Menesa Puseh. Sebab, mereka mau menarikan gambuh yang tergolong sakral dan langka. Terlebih, Desa Pedungan juga menyimpan sejarah panjang perjalanan kesenian klasik itu di Bali.

“Minat generasi muda ini saya pakai sebagai dasar untuk meneruskan satu-satunya tari sakral di Kota Denpasar ini. Harapan saya bagaimana anak-anak muda, generasi selanjutnya bisa memahami dan mencintai gambuh itu sendiri karena gambuh merupakan dasar dari semua tarian yang ada di Bali,” ujarnya

Kari menambahkan, tari gambuh termasuk gamelannya terbilang sulit dimainkan. Sebagai contoh suling panjang dalam gamelan gambuh memerlukan nafas yang kuat. 

“Kesadaran kita untuk meningkatkan gambuh bukan hanya karena uang dari orang lain tapi bagaimana kita menyadarkan diri bahwa gambuh juga merupakan bagian daripada sesuhunan,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES