Peristiwa Daerah

Seniman Lukis Bali Sampaikan Pesan Pelestarian Alam

Kamis, 06 Juli 2017 - 15:33 | 145.38k
25 Seniman lukis yang tergabung Militan Art Community gelar pameran bertajuk Art The Universal Habit, Kamis(06/07/2017).(Foto Khadafi/TIMES Indonesia)
25 Seniman lukis yang tergabung Militan Art Community gelar pameran bertajuk Art The Universal Habit, Kamis(06/07/2017).(Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Militan Art Community akan menggelar pameran lukisan di galery Griya Santria Sanur Denpasar Selatan pada Jumat (07/07/2017) besok. 

Ada 25 seniman lukis yang akan memamerkan 25 karyanya dalam pameran yang akan berlangsung hingga 25 September 2017 mendatang.

Karya lukis ini adalah hasil imajinasi para seniman dari pantai Atuh yang terletak di sebelah timur pulau Nusa Penida. Kabupaten Klungkung. Pemilihan pantai Atuh sebagai obyek karya karena lokasi ini memiliki panorama indah. Pantai Atuh terletak di sebuah teluk dengan pasirnya yang putih bersih, serta dikelilingi oleh bukit-bukit yang indah.

Lukisan-2z5wHT.jpg

Kondisi ini menggugah seniman Militan Art Community menggarap karya seninya yang bertajuk ATUH atau Art The Universal Habit. Karya lukis yang ditampilkan dikemas dalam bentuk kolaborasi sajian kontemporer seni lukis.

Ketua Militan Art Comminity Ketut Suasana atau lebih dikenal sebagai Kabul, menjelaskan ide memilih pantai Atuh adalah untuk memahami lingkungan sekitar yang masih alami dan menginformasikan arti penting pelestarian budaya dan membahasakan keadaan lingkungan sekitar di atas kanvas. 

"Kita hanya ingin berkarya dengan militan, bukan hanya berkarya di studio saja. Karena bosan juga kalau hanya di studio saja, di samping rekreasi kita juga membangun sebuah imajinasi dan emosi pada lingkungan sekitar," ucapnya saat konferensi pers, Kamis (06/07/2017).

Lukisan-1ohDPC.jpg

Selain itu pria kelahiran Baturiti. Kabupaten Tabanan Bali ini menambahkan, dalam proses pembuatan lukisan di pantai Atuh, dirinya dan kawan-kawan lainnya juga melukis di atas tebing pantai Atuh. Tetapi setelah selesai semua lukisan dibakar sebagai tanda pembakaran emosional dan membuatnya lagi untuk pameran. 

"Pada bulan Februari kemarin kita melukis di tebing pantai Atuh selama dua hari. Lukisan yang sekitar 100 meter yang kita buat bersama, kemudian kita bakar. Artinya itu sebagai tanda pembakaran emosional kita. Lalu dari pengamatan kita di sana kita melukis kembali menjadi lukisan ini. Kalau di Bali ada kepercayaan renkarnasi dan disinalah lahir kembali menjadi pameran ini," ungkapnya.

Ketut Suasana menjelaskan Militan Art Community yang terbentuk tahun 2010 ingin memberikan ingin memberikan karya seni dengan tujuan penyadaran dan pemberdayaan manusia terhadap persoalan-persolan lingkungan yang harus dijaga. 

"Ini adalah sebuah representasi untuk mewujudkan inspirasi apa yang kita tangkap di sana, dan diungkapkan pada karya ini. Selain untuk menggali emosional kita apa yang kita dapat disana, dan nantinya kita pertontonkan pada masyarakat luas," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES