Peristiwa Nasional

Menteri Jonan Pastikan Lagi bahwa Tarif Listrik Tidak Naik

Kamis, 06 Juli 2017 - 04:25 | 30.05k
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius jonan. (Foto: Dok TIMES Indonesia)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius jonan. (Foto: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius jonan memastikan lagi bahwa pemerintah tidak akan ada menaikkan tarif listrik untuk semua golongan sampai akhir tahun 2017 ini.

"Supaya efisiensi PLN, tarif listrik tidak ada penyesuaian dari 1 Juli sampai 31 Desember 2017. Kami akan coba sebisa mungkin, untuk industri kami perlukan daya saing yang luar biasa, dan Presiden meminta efisiensi supaya tidak ada tarif penyesuaian," kata Ignasius Jonan kepada wartawan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (7/5).

Keputusan tersebut adalah instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo agar tarif listrik bisa terjangkau bagi masyarakat.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir pada (25/6)  juga menyatakan hal serupa.

Dengan tarif listrik saat ini, PLN memprediksi adanya penurunan laba hingga Rp 1,9 triliun.

"Tapi, kalau nanti ICP (Indonesian Crude Price) dan harga batu bara turun, kami imbang lagi. Jadi kami tidak melakukan penyesuaian bulanan. Siapa tahu kan turun lagi," ujar Sofyan.

Hingga akhir tahun lalu, menurut Sofyan, PLN laba hingga Rp 10,5 triliun. Walaupun diprediksi ada penurunan pendapatan tahun ini, menurut Sofyan, PLN masih akan untung.

"Misalnya punya laba Rp 10 triliun. Lalu kurang Rp 600 miliar. Berarti kan tidak rugi. Kumulatifnya masih untung."

Jonan juga mengatakan tarif dasar listrik TDL perumahan sebisa mungkin akan diupayakan turun tiap tiga bulan.

"Tarif listrik pelan-pelan dua tahun ke depan akan turun. Ingat, tapi pelan-pelan 'lho ya', paling tidak turunnya 5 persen," kata Jonan.

Jonan menyadari hal tersebut tidak mudah direalisasikan, namun ia meminta waktu paling tidak sampai 2020 tarif listrik diupayakan mengalami penurunan biaya.

Penghematan subsidi listrik yang tengah dilakukan, menurutnya salah satu cara untuk mencapai hal tersebut. Pengalihan biaya subsidi tidak sepenuhnya digunakan untuk infrastruktur penunjang listrik tapi juga untuk membangun jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Tantangan lainnya adalah listrik juga tergantung dengan kurs mata uang asing, di mana Independen Power Producer (IPP) atau pemasok sumber listrik independen, masih menggunakan takaran dolar, sehingga biaya jualnya bisa berubah-ubah.

Tujuan dari efisiensi tersebut, selain ketersediaan listrik dalam program 35 ribu MW mampu memenuhi kebutuhan listrik yang ada, namun harga yang ditawarkan juga memenuhi harapan dari masyarakat selalu konsumen listrik.

Akhir yang dicapai adalah listrik selalu tersedia dengan harga yang semakin menurun.

"Untuk 2018, mudah-mudahan juga bisa dilakukan efisiensi yang sama atau lebih lagi sehingga tidak mengalami penyesuaian tarif lagi," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : Berbagai Sumber

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES