Peristiwa Nasional Mudik 2017

Ini Catatan Positif Menhub untuk Angkutan Lebaran 2017

Kamis, 06 Juli 2017 - 01:17 | 42.23k
ILUSTRASI: Macet (Foto: sindonews)
ILUSTRASI: Macet (Foto: sindonews)
FOKUS

Mudik 2017

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi mengapresiasi segenap pemangku kepentingan (stakeholder) yang telah bekerja sama pada penyelenggaraan angkutan Lebaran 2017. Menhub pun mencatat beberapa hal positif, salah satunya turunnya angka kecelakaan dibandingkan masa angkutan Lebaran tahun lalu.

"Saya sangat menghargai dan mengapresiasi para stakeholder yaitu Kepolisian, Kementerian PUPR, PT Jasa Marga, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, Pertamina, pemerintah daerah juga kooperatif sehingga ini dapat berjalan dengan baik. Tentu juga Basarnas dan teman-teman media baik cetak, elektronik, online, dan media sosial juga sangat membantu kelancaran angkutan lebaran ini,” ujar Budi, Senin (3/7/2017) di Jakarta, dikutip dari dephub.go.id.

Pada penyelenggaraan tahun ini, jelas Menhub, angka kecelakaan tidak mencapai 60 persen dari jumlah kecelakaan pada masa angkutan Lebaran tahun lalu.

“Jadi saya apresiasi yang dilakukan oleh Polri, (kecelakaan) yang paling banyak terjadi di angkutan darat, dan itu terjadinya bukan di jalan nasional tapi malah di jalan daerah di tingkat dua seperti truk dan sebagainya,” ujarnya.

Beberapa hal positif lainnya, yaitu pertumbuhan angkutan udara yang melampaui 10 persen, tingkat keterisian angkutan laut jarak pendek yang mencapai 80 persen, dan penurunan angka pemudik dengan kendaraan pribadi.

Menurut Menhub, dengan peningkatan pertumbuhan angkutan udara tersebut, ada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat, disamping peningkatan pelayanan operator bandara dan maskapai yang berhasil mengurangi tingkat delay.

Namun Menhub mengakui, untuk jumlah penumpang angkutan laut khususnya jarak jauh belum maksimal. Kendati demikian, dia optimis angkutan laut jarak pendek seperti rute Jakarta – Semarang, tingkat keterisiannya sudah mencapai 80 persen dari kapasitas sebanyak 20 ribu penumpang.

Perihal moda kereta api, lanjut Menhub, demand tidak sebanding dengan supply. Untuk itu, pemerintah akan membangun kereta api dengan peningkatan kecepatan 150 kilometer per-jam.

Di samping catatan keberhasilan, Menhub menyadari masih terdapat permasalahan yang memerlukan jalan keluar, seperti banyaknya pengguna jalan tol yang berhenti di tempat peristirahatan cukup lama dan parkir di badan jalan. 

"Saya menyadari bahwa pemudik memiliki waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa untuk kembali ke Jakarta, sehingga memanfaatkan perjalanan pulang untuk leisure time (waktu luang) dan berhenti di tempat istirahat," tuturnya.

Terkait masalah tersebut, dia telah menyampaikan kepada PT Jasa Marga untuk berinovasi dengan membuat cluster-cluster di setiap rest area yang mengedepankan aneka ragam kearifan lokal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES