Tekno

Isi Baterai Ponsel Lewat Tangan Bukan Lagi Khayalan

Jumat, 30 Juni 2017 - 06:11 | 80.42k
ILUSTRASI: Isi Baterai (Foto: istimewa)
ILUSTRASI: Isi Baterai (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mengisi baterai telepon genggam atau ponsel melalui tangan bukan lagi khayalan atau ilusi. Ini seiring terciptanya teknologi yang memungkinkan pengguna ponsel mengisi baterai dengan memanfaatkan panas tubuh khususnya telapak tangan.

Adalah mahasiswa Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur yang berinovasi mengembangkan charger telepon genggam dengan hanya memanfaatkan panas tangan manusia. Alat ini dinamakan ”Hand Charging, Charge The World, Charge The Society”.

Ketua tim inovasi ini Raja Bugatti di Surabaya, Kamis (29/6/2017) kepada Kantor Berita Antara mengatakan, dia dan keempat temannya yaitu Luqyana Salsabila, Lendy Pradhana, Syahrul Munir, dan Vinda Aprilia terinspirasi dengan kalor atau panas yang dihasilkan tubuh manusian/

"Kami terinspirasi dari kalor yang ada di dalam tubuh manusia dengan memanfaatkan konsep-konsep termodinamika dan hukum "seeback". Karena tubuh manusia itu memiliki ion yang membawa listrik dan menghasilkan panas, sehingga memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber pengisian daya bagi smartphone," kata Raja.
 
Raja mengungkapkan, inovasi "charger portable" itu sudah ada, yaitu "power bank". Namun yang menjadi masalah adalah terbatasnya daya yang dapat disimpan oleh alat tersebut. Artinya, apabila daya pada penyimpanan habis, "power bank" tidak lagi bisa digunakan.

"Lain halnya dengan inovasi "Hand Charging" yang tidak memiliki batas daya, mengingat daya yang didapat bersumber pada panas dari tangan si pengguna ponsel. Hand Charging dapat dipakai kapan dan di manapun. Hingga pada daerah yang tidak ada listrik sekali pun. "Hand Charging" bisa menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan pengisian daya pada smartphone," kata Raja.

Selain itu, efek "Seeback" dalam inovasi ini menjelaskan bahwa jika dua buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain. Fenomena itu kemudian dilihat kebalikannya oleh Peltier yang nantinya disebut sebagai efek Peltier.

"Dengan menghitung rata-rata kulit manusia dewasa yaitu 1,7 meter persegi dan rata-rata manusia mengeluarkan energi sebesar 350.000 J per jam, dan 1 J per jam = 0,00028 watt, maka daya yang dapat dikeluarkan oleh tubuh setiap harinya sebesar 5,7 megawatt per centimeter persegi. Dengan daya tersebut, panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia mampu membuat lampu bohlam 100 W menyala terang," tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : Antara News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES