TIMESINDONESIA, JAKARTA – Para pakar metrologi bakal mendefinisikan kembali standar untuk berat, terutama kilogram, yang rencananya akan diterapkan mulai 2018 mendatang.
Saat ini, standar pengukuran kilogram didasarkan pada silinder berukuran empat centimeter yang terbuat dari platinum dan iridium, yang disimpan di gelas kaca di Paris sejak 1889 silam.
Namun setelah bertahun-tahun, standar fisik itu sudah berkurang beratnya. Walaupun diyakini cuma seperlima puluh juta gram, namun berkurangnya berat itu dipercaya membuat seluruh referensi metris menjadi tak akurat.
Untuk mengatasi masalah itu, International Committee for Weights and Measures bakal menyepakati standar baru pada Konferensi Umum Berat dan Pengukuran ke-26 tahun depan.
Sebagai acuan baru, standar kilogram bakal didasarkan pada konstanta universal, atau konstanta Planck untuk lebih spesifiknya. Konstanta ini menghubungkan jumlah energi yang dibawa proton dalam frekuensi gelombang elektromagnetik.
Untuk mengubah konstanta itu menjadi berat, para pakar metrologi akan membangun timbangan yang amat akurat dengan menimbang gaya elektromagnetik yang tak bakal berubah seiring waktu.
Tugas untuk membangun timbangan ini diserahkan pada The Institute for Process Measurement and Sensor Technology, di National Metrology Institute, Jerman.
Pengukuran standar baru untuk kilogram sendiri sudah dibahas sejak 2014 silam, namun data kala itu diyakini masih belum mencukupi. Namun setelah melalui banyak penelitian, standar baru kilogram dipercaya bisa diterapkan pada 2018 mendatang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |