Peristiwa Daerah

Belasan Ibu di Banyuwangi Meninggal Saat Melahirkan

Selasa, 20 Juni 2017 - 02:32 | 62.96k
ILSUTRASI - Kesehatan Ibu dan Bayi (Foto: oohsncoos)
ILSUTRASI - Kesehatan Ibu dan Bayi (Foto: oohsncoos)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Terhitung mulai Januari hingga pertengahan bulan Juni tahun 2017, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat ada dua belas orang ibu meninggal saat proses persalinan.

Grafik kematian ibu saat persalinan meningkat dua puluh persen dibanding periode yang sama tahun 2016, yakni 10 orang meninggal.

“Yang meninggal di Banyuwangi sebenarnya ada sepuluh orang. Yang dua orang adalah warga Banyuwangi yang berdomisi di luar kota,” ucap Kepala seksi Gizi dan KIA, Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Banyuwangi, Ni Made Ardana, Senin (19/6/2016).

Diketahui, proses persalinan menduduki peringkat pertama kematian ibu, yakni 7 orang, selanjutnya masa nifas 5 orang.

“Terakhir yang tak tertolong pada awal Ramadhan kemarin. Sedangkan untuk ibu hamil tidak ada yang meninggal,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Banyuwangi, dr Juwana SN menjelaskan, faktor kematian ibu saat persalinan disebabkan tiga faktor.

“Faktor pertama adalah empat terlalu, yaitu terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu sering (jarak kelahiran dan kehamilan kurang dari 2 tahun), terlalu banyak (kelahiran lebih dari 4 kali), dan terlalu tua (usia diatas 35 tahun),” ucapnya.

Berikutnya, lanjut dr Juwana adalah faktor kurang gizi, yakni anemia yang lazim disebut kurang zat besi atau kurang darah. Serta kurang energi kronis dengan ciri-ciri badan kurus.

Yang juga perlu dicermati adalah faktor penyakit menular. Seperti HIV/Aids, TBC dan hepatitis. Serta penyakit tidak menular seperti diabetes, epilepsi dan darah tinggi.

Untuk meminimalisir tingkat kematian ibu saat persalinan, Dinkes gencar melakukan pemeriksaan kepada ibu hamil untuk mendeteksi bahaya menjelang persalinan.

“Jika ada ibu yang meninggal saat persalinan, kita akan melakukan tindakan AMP (Audit Maternal Paranatal) kepada bidan penolong, bidan koordinator dan bidan wilayah untuk mencari fakta kebenaran penyebab kematian yang nanti akan dibahas dengan para ahli,” pungkas dr Juwana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES