Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

Garap Hilir, Petani Kopi di Bondowoso Bakal Dapat Bantuan Alat Produksi Kopi

Senin, 19 Juni 2017 - 21:47 | 83.45k
Gudang penjemuran kopi milik petani kopi Bondowoso. (Foto: Abdul Wahet/ TIMES Indonesia)
Gudang penjemuran kopi milik petani kopi Bondowoso. (Foto: Abdul Wahet/ TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam waktu dekat, petani kopi di Bondowoso, Jawa Timur akan dapat memproduksi sendiri bubuk kopi. Ini setelah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertingal (PDT) dan Transmigrasi (Kemendes PDT dan Transmigrasi) mengucurkan bantuan alat produksi kopi buat petani kopi di Bondowoso yang nilainya mencapai Rp 1,5 miliar.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPRD Bondowoso, H Ahmad Dhafir kepada TIMES Indonesia, Senin (19/6/2017).

Rombongan-KemendesWiZdU.jpgRombongan Kemendes, PDt dan Transmigrasi saat bertemu dengan Ketua DPRD Bondowoso H Ahmad Dhafir beberapa waktu lalu. (foto : Yuli, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa for TIMES Indonesia)

Bantuan dari Kemendes tersebut tidak hanya alat produksinya saja. Anggran bantuan untuk lantai jemur kopi dan gudang juga akan dikucurkan menjadi satu paket.

Informasinya, bantuan ini akan dikelola oleh gabungan petani dari berbagai desa yang memang memiliki wilayah kebun kopi yaitu Kecamatan Sumber Wringin dan Kecamatan Sukosari. Namun lokasinya akan ditaruh di Desa Sukosari Kidul, Kecamatan Sumber Wringin, Bondowoso.

Karena akan digunakan oleh petani dari beberapa  desa, nanti arah dari bantuan ini akan dibentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) usaha bersama kelompok petani kopi di dua kecamatan tersebut.

“Dengan bantuan alat ini, nantinya petani itu tidak hanya menghasilkan biji kopinya saja. Tetapi juga bisa menghasilkan bubuk kopinya yang juga siap jual,” tutur Dhafir.

Tidak hanya itu, dengan alat produksi kopi (yang katanya buatan Jerman), kuantitas produksi kopi  petani bisa ditingkatkan menjadi 6 kali lipat dari semula. Dengan demikian. Kata Dhafir, kopi bisa meningkatkan kesejahteraan petaninya.

“Tugas pemerintah itu ada 3. Pertama menciptakan lapangan kerja. Kedua memfasilitasi terciptanya lapangan kerja. Dan yang ketiga membantu terciptanya lapangan kerja. Dengan memberikan bantuan seperti ini kepada petani, pemerintah sudah melakukan tugas membantu terciptanya lapangan kerja,” tuturnya.

Tidak hanya itu, politisi senior PKB ini juga berharap bantuan alat produksi kopi ini bisa meminimalisir monopoli bisnis kopi di Bondowoso.

Sementara itu, ketika melakukan kunjungan dalam rangka program Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Pedesaan (PSDAKP) ke Bondowoso beberapa waktu lalu, Direktur PSDAKP Ditjen PKP Kemendes, PDT dan Transmigrasi Ari Murti bagya Suprapto sempat mengatakan pemberdayaan petani kopi pada tingkat hilir (roasting dan cafe) menjadi salah satu cara menanggulangi permasalah pada daya tawar petani kopi yang lebih rendah dari pada tingkat hilir tadi.

Kemedes, kata Ari Musti membuat sebuah program di Bondowoso yang diharapkan bisa jadi inspirasi bagi kabupaten lain yang juga penghasil kopi untuk menunjukkan bahwa masyarakat daerah, utamanya petani kopi punya kesempatan dan mampu bergerak di bidang hilir kopi.

Program yang dimaksud oleh Ari yaitu suatu badan usaha yang bergerak di hilir kopi. Pilot project Program ini pertama akan dilaksanakan di Bondowoso yang saat ini geliat bisnis kopinya sedang menjamur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES