Entertainment

Prembon Kaliputing Sapta Timira Sampaikan Pesan Akan Guna Ilmu

Minggu, 18 Juni 2017 - 02:19 | 156.39k
Yayasan Pendidikan Cakra Cemerlang Internasional, SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar, menampilkan Prembon Inovatif berjudul Kaliputing Sapta Timira pada Pesta Kesenian Bali ke-39. Sabtu (17/06/2017) (Foto: Khadafi/TIMES Indonesia)
Yayasan Pendidikan Cakra Cemerlang Internasional, SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar, menampilkan Prembon Inovatif berjudul Kaliputing Sapta Timira pada Pesta Kesenian Bali ke-39. Sabtu (17/06/2017) (Foto: Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Yayasan Pendidikan Cakra Cemerlang Internasional, SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar, menampilkan Prembon Inovatif berjudul Kaliputing Sapta Timira pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39 di pentas panggung Ayodya Art Center Denpasar, Sabtu (17/06/2017)

Prembon atau seni perpaduan drama dan tari ini menceritakan sebuah kerajaan antah berantah, yang dipimpin seorang raja bernama Prabu Mider Bhuana dan permaisuarinya, Sri Ayuning. 

Sang Prabu yang terkenal dengan kekayaan dan segala kehormatan, pada suatu hari ingin memiliki kekuatan seperti ayahandanya terdahulu. Sang Prabu pun melakukan tapa bratha yoga di bawah Gunung Himawan karena ingin melebihi kekuatan ayahnya.

 Setelah bertahun-tahun bertapa, akhirnya sang raja mendapatkan kekuatan yang diinginkannya. Sayang, dengan kekuatan tersebut, Sang Raja berubah menjadi sosok yang angkuh, egois dan diliputi sapta timira atau tujuh kegelapan manusia. Kegelapan Sang Raja dalam memimpin kerajaan akhirnya membuat kerajaannya tersebut menjadi berantakan. 

Pembina Tari SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar, I Putu Surya Darma, menjelaskan, SMK Penerbangan Cakra Nusantara Denpasar baru pertama kalinya tampil dalam ajang PKB. 

Penampilan perdana tersebut melibatkan 37 orang yakni 22 orang penabuh dan 15 penari. Persiapan yang dilakukan dengan melakukan latihan secara rutin selama tiga minggu di sekolah. 

Sementara kendala yang dihadapi dalam melatih penari, yakni hanya pengapalan teks. Karena, siswa-siswi di sekolah ini baru pertama kali terlibat dalam pementasan.

 "Anak-anak masih awam dan baru mengikuti pementasan, tetapi di usia muda ini, respon mereka sangat antusias dan ini merupakan pengalaman berharga bagi mereka," ucapnya

Untuk prembon dikreasikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan juga bahasa Inggris, selain itu juga menampilkan sejumlah tarian kreasi seperi tari kayonan dan tari tunjung. 

Surya Dharma menilai saat ini anak-anak muda banyak yang kurang terhadap kesenian- kesenian klasik. 

"Saya berharap dengan adanya PKB ini ketertarikan remaja melestarikan seni dan budaya lebih meningkat serta membuat inovasi baru, khususnya pertunjukan seni tari maupun tabuh," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES