Pendidikan

Banyuwangi Siapkan 5 SMA Negeri Terapkan Full Day School

Sabtu, 17 Juni 2017 - 11:46 | 229.77k
Siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi di laboratorium komputer. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi di laboratorium komputer. (Foto: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – 5 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Banyuwangi tengah dipersiapkan menjadi pilot project atau proyek percontohan dalam penerapan full day school. Setelah diberlakukan, berarti jam belajar siswa akan dimulai pukul 6.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB selama 5 hari setiap minggunya.

Kepada TIMES Indonesia, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Banyuwangi Estu Handono mengatakan, 5 SMA Negeri itu adalah SMAN 1 Genteng, SMAN 2 Genteng, SMAN 1 Gambiran, SMAN 1 Glagah dan SMAN 1 Giri.

“Full day school belum diberlakukan. Namun kami sudah petakan beberapa sekolah. Hal ini sesuai intruksi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Tahun ajaran baru ini tetap kita laksanakan meski intruksi Kemendikbud hingga nanti belum turun,” Sabtu (17/6/2017).

Dia mengatakan program pendidikan full day school ditujukan untuk menghemat waktu di mana hari Sabtu dan Minggu siswa libur hingga bisa berkumpul bersama keluarga di rumah masing-masing. Selain itu tambahan jam siswa di sekolah akan dimanfaatkan untuk membangun akhlak dan kegiatan ekstra seperti ragam olah raga, hadrah, fashion, theater dan lain-lain.

Sementara itu Kepala SMAN 1 Giri Banyuwangi Mujib mengatakan pihaknya telah memiliki Rancangan Pembagian Beban Mengajar Guru, karena di SMA yang dipimpinnya itu telah lama diberlakukan, siswa berangkat pukul 6 pagi dan pulang menjelang pukul 6 sore.

“Jam di luar pelajaran diisi pembangunan karakter dan penguatan religi yang dilakukan di sekolah, tidak di rumah maksudnya. Kita yang mendatangkan ahlinya sebagai pengajar

sehingga pembangunan karakter disiplin, karakter tanggung jawab dan pengembangan skill olah raga,” kata Mujib.

Selain itu kegiatan guru-guru juga sudah banyak dialihkan ke hari Sabtu, seperti halnya rapat dinas dan workshop pendidikan yang banyak dilaksanakan di salah satu SMA favorit di Banyuwangi itu. Siswa juga didorong untuk menyelesaikan berbagai tugas di sekolah dan tidak lagi diberikan pekerjaan rumah (PR) kepada mereka.

“Hal ini pastinya menguntungkan siswa karena ada guru yang membimbing. Guru-guru akan memberikan bimbingan lebih intensif,” ujar Mujib. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES