Pendidikan

Teliti Pendidikan Karakter, Pria Ini Raih Doktor Termuda

Sabtu, 20 Mei 2017 - 03:08 | 82.74k
Akhmad Syakhri, peraih gelar Doktor termuda di UIN Maliki Malang. (Foto: Ferry/TIMES Indonesia)
Akhmad Syakhri, peraih gelar Doktor termuda di UIN Maliki Malang. (Foto: Ferry/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pendidikan karakter menjadi isu yang berkembang sebagai solusi atas kemerosotan moral dan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Saat ini, sistem pendidikan yang ada, dianggap kurang berhasil. Lulusan sekolah atau sarjana yang dihasilkan mampu menjawab soal ujian, berotak cerdas, namun mental dan moralnya lemah.

Berangkat dari kegelisahan terhadap kondisi tersebut, Akhmad Syakhri, pria asal Cirebon melakukan penelitian tentang pendidikan karakter yang berbasis sistem Islamic Boarding School. 

Menempuh program doktor (S-3) bidang Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-BSI) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Syakhri yang tergolong muda, 27 tahun, mendedikasikan diri untuk menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan Islam.
 
Syakhri mengangkat topik pendidikan karakter dengan berbasis sistem Islamic Boarding School. Sistem ini menjadi salah satu referensi atau solusi dalam pelaksanaan penanaman pendidikan karakter. Sejumlah ahli berpendapat, sistem ini terbukti efektif dalam proses integrasi pendidikan karakter di sekolah. 

Dalam penelitiannya disebutkan, sistem Islamic Boarding School dimaknai sebagai totalitas interaksi dari seperangkat unsur-unsur pendidikan. Interaksi ini bekerja secara terpadu dan saling melengkapi satu sama lain selama 24 jam untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

"Model pendidikan dengan sistem Islamic Boarding School memudahkan para guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter secara intensif pada peserta didik," papar Syakhri.

Ketertarikannya berlanjut dengan melakukan penelitian di dua sekolah, SMA Islam Terpadu Al-Multazam Kuningan dan MA Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat. 

Penelitian lapangan berjalan selama setahun. Fokusnya pada beberapa hal, yaitu nilai-nilai karakter yang dikembangkan, bagaimana pelaksanaan, model pendidikan, hingga dampak dari pendidikan karakter berbasis sistem Islamic Boarding School terhadap kualitas lulusan.

Dari hasil risetnya, dia mengatakan bahwa guru harus mampu menginovasi pembelajarannya dengan model integrasi empat lingkungan yang bersistemik-integratif. 

Maksud bersistemik integratif, lanjutnya, adalah adanya saling keterkaitan antar unsur pendidikan, mulai guru, kepala sekolah, termasuk sarana prasarana dan keuangan. Unsur-unsur itu memiliki keterkaitan yang saling membangun untuk pendidikan karakter yang integratif. "Integratif terhadap lingkungan sekolah, masyarakat, dan keluarga," imbuhnya.

Empat lingkungan yang dimaksudkan yaitu masjid, asrama, alam, dan kelas. Di masjid, anak didik dibangun kecerdasan intelektual dan spiritual. Sementara di asrama mereka membangun kecerdasan spiritual dan emosional. Di alam, peserta didik dibangun kecerdasan emosional dan skill (ketrampilan), sedangkan di kelas dibangun kecerdasan intelektual dan skill.

"Analoginya, ketika anak kecil sering diajak ke masjid, apalagi diasramakan, pembentukan karakternya akan cepat terbentuk, dibanding anak kecil yang hanya main-main saja, tanpa diajak ke masjid, karakternya akan sulit terbentuk. Berbeda dengan empat lingkungan, itu akan mempercepat pembentukan karakter peserta dididk," jelas lulusan IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini.

Dia menambahkan, di program studi tempatnya menempuh S-3 mendorong agar hasil penelitian dapat dikembangkan agar bermanfaat bagi masyarakat dan dunia luar.

Perjuangan pria yang masih lajang ini tidaklah sia-sia. Menjalani stuydi S-3 selama 3 tahun, dia berhasil meraih gelar Doktor di usia 27 tahun. Ini menjadi catatan sejarah lahirnya Doktor termuda sepanjang bedirinya UIN Maliki Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES