Perajin Tikar Tulikup Terus Bertahan Walaupun Bersaing dengan Pabrik
TIMESINDONESIA, GIANYAR – Di Banjar Kembengan, Desa Tulikup Kabupaten Gianyar masih banyak dijumpai perajin tikar dari daun pandan. Dahulu, desa Tulikup memang sentra perajin tikar daun pandan.
Namun seiring waktu, jumlah perajin tikar pandang terus menyusut. Meski demikian, sejumlah waga, terutama kaum perempuan masih setia menganyam daun pandan untuk dijadikan tikar beraneka ukuran.
Kaum perempuan di Banjar Kembengan masih setia menganyam tikar karena tikar pandan memang masih laku, khususnya untuk keperluan yang berkaitan dengan upacara keagamaan seperti Ngaben.
Jro Mangku Sumarni (60), salah satu warga pembuat tikar pandan mengatakan, kerajinan membuat tikar di Desa Tulikup, merupakan kerajinan yang sudah mentradisi. Dirinya telah menekuni kerajinan tikar sejak kecil.
“Keluarga saya memang keluarga menganyam pandan, sebab itu saya terbiasa dan menyukai kegiatan ini. Dulunya di Tulikup terdapat puluhan pengrajin tikar daun pandan, Namun lamanya proses pembuatan tikar membuat banyak orang berhenti menekuni kerajinan anyaman ini,” ucapnya saat ditemui, Kamis (10/05/2017).
Lebih lanjut ibu yang memiliki tiga orang anak ini menuturkan, Untuk mengolah daun pandan menjadi bahan baku tikar, perlu waktu cukup lama. Paling tidak satu bulan dengan catatan cuaca normal atau cerah.
Proses tersebut mulai memotong dan mengumpulkan daun pandan dari tegalan maupun hutan sekitar. Kemudian membersihkan duri, melipat, menjemur, dan membalik lagi hingga lemas menjadi helaian pandan kering yang siap dianyam.
Menurut penuturan para perajin tikar lainnya, Gusti Candi, aneka produk alas tidur modern memang berpengaruh terhadap permintaan tikar pandan. Permintaan tikar untuk alas tidur di dipan atau di balai-balai tidak seperti masa lalu, yang ramai.
Namun untungnya, tidak semua bisa digantikan dengan tikar modern seperti karpet atau produk sejenis. Terutama untuk kepentingan peralatan dan piranti upacara, tikar pandan menjadi sarana mutlak.
Misalnya untuk alas berbagai keperluan upacara keagamaan, seperti Ngaben, Pujawali, dan upacara lainnya, mensyaratkan tikar pandan sebagai sarana.
“Karena itulah, pasaran tikar pandan masih ada,”ujarnya
Harga tikar pandan tersebut tergantung dengan ukuran yang diperlukan, Mulai dari Rp5.000 hingga Rp25.000 untuk ukuran 1, 5 meter. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |