Peristiwa Daerah HTI Dibubarkan

IPNU Banyuwangi Apresiasi Ketegasan Pemerintah Bubarkan HTI

Senin, 08 Mei 2017 - 23:09 | 27.72k
Karangan bunga PC IPNU Banyuwangi di Makodim 0825 Banyuwangi (Foto : Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Karangan bunga PC IPNU Banyuwangi di Makodim 0825 Banyuwangi (Foto : Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
FOKUS

HTI Dibubarkan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Langkah Pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), melalui Menteri Koordinator Politik dan HAM, H Wiranto, mendapat sambutan hangat dari Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Banyuwangi, Jawa Timur.

PC IPNU Banyuwangi yang menganggap NKRI dan Pancasila sebagai bentuk final Indonesia, mengirimkan rangkaian karangan bunga kepada beberapa kantor instansi pemerintahan, yakni Mapolres Banyuwangi, Makodim 0825 Banyawungi dan Markas Lanal Banyuwangi.

"Ini sebagai bentuk apresiasi kami terhadap langkah tegas pemerintah terhadap Ormas yang mengancam keutuhan NKRI dan tegaknya Pancasila," kata Ketua PC IPNU Banyuwangi Yahya Muzakki, Senin (8/5/2017).

Lebih lanjut, Yahya mengatakan, keberadaan ormas anti Pancasila selama ini, cukup meresahkan karena telah memprovokasi anak-anak usia sekolah.

Pihaknya yang bergerak di sekolah kerap menemukan kader HTI yang tegas membenarkan tidakan terorisme.

"Mereka menganggap terorisme di Indonesia suatu hal yang benar karena berpikir ini adalah negara thogut atau penyembah syetan. Hanya karena bukan khilafah. Jelas ini bahaya," terang Yahya.

Selama ini, IPNU sendiri terus melakukan pendampingan kepada para pelajar dalam memperkuat nasionalismenya dengan menggelar kelas kebangsaan dibeberapa sekolah.

Dalam kelas itu, mereka terangkan perihal nasionalisme dan Pancasila sebagai sesuatu yang Islami. Tidak harus khilafah, tapi dengan Pancasila pun, Indonesia bisa disebut negara Islami.

Dengan adanya pelarangan aktivitas HTI di Indonesia, Yahya mengimbau kepada para pelajar yang telah terlanjur bergabung ke HTI untuk segera kembali ke cara beragama, yang mengakui Pancasila sebagai ideologi negara yang tidak bertentangan dengan Islam.

"Untuk bisa menjadi umat Islam yang kaffah, tidak harus dengan khilafah. Jika kita mau belajar agama yang benar bisa di pesantren atau juga bisa bergabung di IPNU," ajaknya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES