Pendidikan

92 Tim Bertanding di Kontes Robot Indonesia

Sabtu, 06 Mei 2017 - 16:40 | 36.88k
Rektor Universitas Brawijaya (UB), Dr Muhammad Bisri membuka Kontes Robot Indonesia (KRI) secara simbolis di GOR Pertamina UB, Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/5/2017). (Foto: Senda/TIMES Indonesia)
Rektor Universitas Brawijaya (UB), Dr Muhammad Bisri membuka Kontes Robot Indonesia (KRI) secara simbolis di GOR Pertamina UB, Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/5/2017). (Foto: Senda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional IV tahun 2017 kembali digelar. Kali ini, kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur yang menjadi tuan rumah di kontes bergengsi Kemenristek Dikti itu.

Sekretaris Panitia, Adharul Muttaqien ST MT, menjelaskan, sebanyak 92 tim bertanding dalam even tersebut. Tim ini, terdiri dari lima divisi.

Dosen elektro Fakultas Teknik (FT) UB ini merinci, divisi Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, KRBSI Beroda, dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).

"Rinciannya, 19 tim KRAI, 34 KRPAI berkaki, KRSBI Humanoid sebanyak enam tim, KRSBI beroda 20 tim dan 13 untuk KRSTI," ucapnya ditemui usai acara pembukaan di GOR Pertamina UB.

BisriYmtJ1.jpg

Dia menjelaskan, 40 perguruan tinggi yang berada di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Barat, Maluku dan Papua bertanding dalam ajang untuk menjadi wakil kampus di even nasional, Juni mendatang di Bandung.

Selain itu, juga ada tiga kampus dari regional III, Yogyakarta dan sekitarnya yang bergabung dalam perlombaan di UB. Mereka adalah Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Gajamada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

"Setidaknya, 558 peserta serta 92 dosen pembimbing, 18 wasit dan 10 juri dilibatkan dalam kegiatan ini," imbuhnya.

Robot3O7Ic.jpg

Sementara itu, Kasubdit Penalaran dan Kreativitas Dirjen Pembelajaran Mahasiswa (Belmawa) Kemenristekdikti, Dr Widyo Winarso, menjelaskan, kegiatan ini bukan hanya mencari pemenang, namun merupakan aplikasi dari materi yang sudah diterima di kampus.

"Jangan menganggap kalah menang, karena semua yang bertanding di sini adalah pemenang. Kalian sudah melewati dua seleksi sebelum berlaga di sini, sehingga berhak dikatakan pemenang," bebernya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES