Evy Poerbaningtyas: Mencari Ilmu tak Berbatas Usia

TIMESINDONESIA, MALANG – Di Hari Pendidikan Nasional, kami mewawancarai salah satu penggiat pendidikan di STIKI, Evy Poerbaningtyas, S.Si., M.T. Selain sebagai dosen pengampu mata kuliah, beliau juga merupakan Ketua Penjaminan Mutu STIKI Malang. 

Ibu kelahiran Bojonegoro, 12 Agustus 1971 ini sedang menempuh pendidikan doktoralnya di bidang Ilmu Kedokteran UB dengan minat Teknologi Kedokteran. Berikut merupakan petikan wawancara dengan beliau.

Mengapa jadi dosen:

Profesi dosen merupakan profesi yang menyenangkan. Salah satunya karena terus menghadapi mahasiswa yang karakternya beraneka ragam. Plus profesi ini memungkinkan untuk mengetahui banyak hal. Kita mengajar sekaligus berdebat untuk beradu argumen dan referensi. Dengan sedikit kreatifitas, kita bisa hypnotizing mahasiswa dan menjadi dosen yang asyik bagi mahasiswa. 

Mengapa melanjutkan pendidikan doktoral padahal udah waktunya istirahat?

Mencari ilmu tidak boleh berhenti, sampai tua. Nini, Nini. Belajar dan belajar. Belajar itu suatu keasyikan tersendiri dan mengamalkan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain itu suatu hal yang positif.

Apa arti pendidikan bagi Anda?

Apa ya?

Pendidikan merupakan  suatu proses yang didalamnya kita akan mengenal dan belajar berbagai hal yang ada di sekitar kita.

Menempuh  pendidikan baik formal dan informal, sangatlah penting, karena pendidikan merupakan modal yang sangat berharga bagi kita untuk dapat bersaing di dalam zaman yang terkenal sebagai zaman moderenisasi. Akan sangat berguna untuk merealisasikan impian dan cita-cita yang kita inginkan selama ini.

Khususnya bagi generasi muda tidak ada alasan untuk tidak menempuh pendidikan .

Seperti apa pendidikan yang ideal bagi Anda?

Untuk menghadapi persaingan di zaman modern ini sangat diperlukan pendidikan yang ideal khususnya bagi generasi muda kita.  Yaitu pendidikan yang saling terintegrasi antara pendidikan dirumah oleh orang tua dengan yang diterapkan di pendidikan formal. Pendidikan berkarakter dan memiliki fleksibilitas. 

Kecerdasan yang dimiliki setiap anak berbeda-beda, sehingga dalam menentukan perjalanan pendidikan anak, orangtua harus memperhatikan minat dan bakat mereka.

Selama terlibat di dunia pendidikan apa suka dukanya?

Menjadi dosen memiliki lika-liku kesulitan tersendiri. Tidak hanya sekedar mengajar, dosen harus dapat membuat mahasiswa senang dan menikmati. Ada juga tuntutan kewajiban penelitian dan pengabdian dosen. Namun senang ketika mendapat berkah hibah dan kesempatan untuk belajar secara luas.

Bagaimana Anda menerapkan pendidikan bagi anak Anda?

Saya selalu mengajarkan pada anak-anak saya secara bebas bertanggung jawab. Meraka boleh memilih. Kami orang tua hanya memberikan gambaran dan arahan serta doa. 

Apa harapan Anda bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi mahasiswa STIKI pada khususnya?

Harapan saya tentang pendidikan khususnya kuliah adalah dapat menghasilkan lulusan yang berkarakter dan memiliki kompetensi. Dengan penerapan kurikulum yang tepat guna dan up to date akan menghasilkan lulusan yang siap bersaing dalam era global.

Khususnya bagi mahasiswa STIKI, saya berharap mereka menjadi sosok generasi muda yang inovatif dan produktif berguna bagi masyarakat dan bangsa melalui kiprah ELANG-nya.

Pendidikan memang tidak mengenal umur, siapa saja boleh mendapatkannya. Tujuan pendidikan ialah mengembangkan potensi manusia atau peserta didik dalam berbagai aspek baik akademis maupun non akademis. 

Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. Hidup manusia bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan secara universal.

Selamat Hari Pendidikan Nasional! (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement