Peristiwa Daerah

Peringati Hari Buruh 2017, PKL Arlan Gelar Aksi Pengumpulan Tandatangan

Senin, 01 Mei 2017 - 14:31 | 67.13k
Aksi Pengumpulan Tandatangan PKL di Area Monumen Arek Lancor Pamekasan, Jawa Timur (Foto: Hasbullah/TIMES Indonesia)
Aksi Pengumpulan Tandatangan PKL di Area Monumen Arek Lancor Pamekasan, Jawa Timur (Foto: Hasbullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hari Buruh se dunia yang jatuh setiap tanggal 1 Mei biasanya diperingati dengan aksi demonstrasi di berbagai daerah Indonesia. Namun di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, May Day 2017 diperingati dengan cara berbeda oleh kelompok pedagang kaki lima (PKL) kawasan Monumen Arek Lancor (Arlan).

Koordinator PKL Arlan, Totok mengatakan, momen hari buruh 2017 di Pamekasan diperingati para PKL dengan aksi simpatik, yakni pengumpulan tandatangan sebagai dukungan terhadap nasip para PKL di daerah tersebut. 

"Tujuan kami mengumpulkan penandatangan ini adalah kami minta suport masyarakat Pamekasan untuk bisa tau nasib kami, yang sudah sangat susah," papar Totok saat dihubungi TIMES Indonesia, Senin (1/5/2017).
Penandatangan ini sekaligus bentuk penolakan PKL terhadap kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pamekasan yang berencana melakukan rolokasi total terhadap PKL Arlan. 
Kata pria 35 tahun itu, nasib para PKL Arlan sudah sangat memperihatinkan. Rencana Pemkab melakukana relokasi, menurut dia adalah kebijakan yang dipaksakan dan sepihak. 
"Kalo itu dipaksakan, dampak kesejahteraan dari pada PKL atau pendapatan PKL tidak dipikirkan oleh Pemkab Pamekasan," tuturnya. 

PKL Arlan bukannya tidak mau direlokasi, namun Pemkab harus memenuhi janjinya kepada mereka saat pertama kali dilakukan mediasi. 

Menurut Totok, Pemkab berjanji akan memindahkan para PKL Arlan ke eks PJKA waktu itu. Mereka pun bersedia asal lokasi tersebut sudah steril dan dijamin keamanannya dari gangguan PKL disana. 

"Jangan salahkan kami apabila tetap memperjuangkan nasip kami di Arlan karena tidak ada win-win solution dari Pemkab yang jelas dan nyata," kata dia. 

"Kalo eks PJKA itu kan sudah banyak yang nempatin. Tolong dicek sendiri, apakah memungkinkan PkL Arlan dengan demikian banyaknya ini pindah ke sana," sambung Totok. 

Totok menegaskan, PKL Arlan tetap menolak rencana relokasi selama Pemkab belum bisa menjamin keselamatan pedagang. Ia khawatir akan ada gesekan atau bahkan kontak fisik sesama PKL bila Pemkab memaksakan diri dengan kebijakan relokasi PKL Arlan ke eks PJKA. 

"Itu akan lebih berdampak sosial bila terjadi gesekan, bersinggungan atau terjadi adu fisik,  siapa yang akan bertanggung jawab disana," tukas Totok. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES