Indonesia Positif

Warga NU Purbalingga Miliki Gedung Serba Guna

Senin, 24 April 2017 - 13:45 | 211.27k
Bupati Purbalingga, Tasdi memotong pita disaksikan Ketua Panitia Pembangunan Gedung NU, Muhamad Abdul Mujib (Kiri) dan seluruh pengurus MWC NU kecamatan Mrebet, Purbalingga (Foto: Amir For Purbalingga TIMES)
Bupati Purbalingga, Tasdi memotong pita disaksikan Ketua Panitia Pembangunan Gedung NU, Muhamad Abdul Mujib (Kiri) dan seluruh pengurus MWC NU kecamatan Mrebet, Purbalingga (Foto: Amir For Purbalingga TIMES)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Nahdlatul Ulama (NU) Purbalingga, Jawa Tengah kini memiliki gedung baru. Gedung serba guna itu baru saja diresmikan oleh Bupati Purbalingga, Tasdi pada hari Minggu (23/4/2017) lalu.

Gedung baru milik Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC) NU ini, beralamat di desa Bojong, Kecamatan Mrebet. Gedung dengan ukuran 15 x 25 meter berdiri di atas tanah wakaf dari Siti Maryam (warga Desa Bojong) dan Budi Santoso (warga Desa Kedungjati).

Sekretaris MWC NU Kecamatan Mrebet, Mohamad Abdul Mujib membeberkan bahwa, keinginan warga Nahdliyin Kecamatan Mrebet untuk memiliki gedung NU sangat kuat. Maka hal itu mendorong panitia dan masyarakat untuk berswadaya.

“Berdirinya gedung NU di desa Bojong, dipersiapkan untuk menampung segala kegiatan keagamaan maupun sosial warga Nahdliyin di kecamatan Mrebet,” Kata Mujib, Senin (24/4/2017).

Mujib mengatakan, Gedung NU itu merupakan gedung bersama, artinya bisa digunakan oleh siapapun yang ingin menggunakan, asalkan untuk kegiatan positif. Terlebih bagi warga nahdliyin di kabupaten Purbalingga.

“Secara rutin gedung ini akan digunakan untuk pengajian kajian kitab kuning oleh 19 pengurus ranting NU dan badan otonomnya. Dan kegiatan itu sudah berjalan secara bergiliran setiap Ahad wage,” terang Mujib.

Ia juga mengungkapkan sejarah lahirnya NU di kecamatan Mrebet. Ditandai dengan berdirinya pondok pesantren Al Mujahadah di Dusun Kedung Karet, Desa Pagerandong, Kecamatan Mrebet pada tahun 1930-an oleh seorang ulama bernama Kyai Abdulah Umar.

Sedangkan Desa Bojong merupakan tempat dimana Kyai Ahmad Dahlan menantu dari Kyai Abdulah Umar mengajarkan agama Islam. Dan pada tahun 1943 Kyai Ahmad Dahlan membangun masjid dengan nama Al Mutaqin, masjid yang baru-baru ini kembali dipugar untuk yang keempat kalinya.

Dari sejarah itu, Abdul Mujib kembali menjelaskan pilihan lokasi berdirinya gedung NU di Desa Bojong memiliki keterkaitan dengan sejarah berkembangnya NU dan sejarah perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dalam penyebaran agama Islam di kecamatan Mrebet.

“Di samping itu Desa Bojong ini memiliki sejarah awal mulanya NU di kecamatan Mrebet, yaitu sejarah berdirinya masjid Al Muakin yang dipelopori oleh Kyai Ahmad Dahlan,menantu Kyai Abdulah Umar yang juga masih kerabat Kyai Hisam pendiri Pondok Pesantren Kalijaran, Kecamatan Karanganyar,” ungkapnya kemudian.

Peresmian gedung NU di Desa Bojong dilakukan oleh Ketua PCNU Purbalinga H Suroso, yang dilanjutkan dengan pengguntingan pita, penerbangan balon dan pemotongan tumpeng oleh Bupati Purbalingga, Tasdi, pada Minggu siang (23/04/2017) kemarin.

Dalam sambutannya, Tasdi mengharapkan gedung baru itu bisa difungsikan bukan saja sebagai pusat kegiatan warga Nahdliyin di wilayah kecamatan Mrebet, melainkan bisa menjadi media pemersatu bangsa.

Hadir dalam acara tersebut sejumah ulama di Kabupaten Purbalingga, Katib PW NU Jawa Tengah Ridwan Na’im, Ketua PC NU kabupten Purbalingga, Suroso. Plt Kemenag Purbalingga, Ahmad Muhdzir, dan sejumlah politisi di Kabupaten Purbalingga.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES