Indonesia Positif Ketahanan Informasi Umat

KH Zuhri Zaini: Keragaman Tak Harus Seragam

Minggu, 23 April 2017 - 11:01 | 230.39k
KH Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
KH Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Umat

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keanekaragaman di Indonesia kini sedang diuji. Tak sedikit kelompok yang terlihat belum sepenuhnya menghormati keanekaragaman, pluralitas, dan perbedaan. Padahal pluralitas atau perbedaan adalah sunnatullah yang harus dijaga dan dihargai.

Hal tersebut disampaikan KH Zuhri Zaini, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, dalam sambutannya, di acara rapat Wali Santri dan Alumni Ponpes Nurul Jadid, jelang Haul pendiri Ponpes Nurul Jadid, Minggu (23/4/2017).

Menurut KH Zuhri, keragaman dan perbedaan serta pluralitas itu sunnatullah. "Tapi bagaimana menghormati perbedaan itu. Ini yang harus dijaga oleh kita semua," katannya.

Semangat ukhuwah, sambung dia, bisa menekan perbedaan itu. Bahkan bisa menjadi kekuatan. "Kita harus banyak bersyukur walau banyak perbedaan, tapi tetap disatukan dalam keimanan.  Dan sebagai orang yang terus bermunajat bagaimana bisa bahagia di dunia dan akhirat nanti," katanya.

arman-kapolres-probolinggoDKpqg.jpgAKBP Arman Asmara Syarifuddin (Foto: polresprobolinggo)

Hidup di dunia ini hanya sebentar. "Hanya antara 60-70 tahun. Semoga, semua diberikan kesehatan. Kita hanya sementara. Hidup sementara sekalipun tidak full. Karenanya, kenikmatan dunia hanya sementara," katanya.

Kiai Zuhri juga menjabarkan bahwa Nabi Muhammad itu dalam doanya selalu meminta bagaimana hidup dalam keadaan miskin. "Doa nabi, hidupkan saya dalam keadaan miskin, matikan dalam keadaan miskin, dan kumpulkan saya nanti di akhirat bersama orang-orang miskin. Itu doanya Nabi," ungkapnya.

Tak semua orang siap berdoa dengan doanya Rasulullah itu. "Jika kita, jelas tidak kuat membacakan doa itu. Tapi doa kita malah sebaliknya. Minta rejeki yang banyak. Padahal yang terpenting itu bagaimana baik di akhirat. Namun, jika misalnya tidak mampu meneladani atau meniru nabi secara maksimal, minimal sedikit bisa menirunya," kata Kiai Zuhri.

Diketahui, dalam acara tersebut, hadir ribuan wali santri dan alumni. Hadir pula dan memberikan sambutan Kapolres Probolinggo. Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada pihak Ponpes Nurul Jadid yang telah berpartisipasi dan bersinergi dengan Polres Probolinggo membuat aplikasi pelayanan masyarakat.

"Ini pertama di Indonesia, pesantren yang memberikan aplikasi pelayanan kepada masyarakat. Hanya Ponpes Nurul Jadid. Atas nama pak Kapolda Jatim, menyampaikan terima kasih kepada Ponpes Nurul Jadid," katanya.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga menyampaikan, bagaimana alumni dan wali santri tidak mudah percaya dengan informasi hoax. "Jangan mudah menyebarkan informasi yang diterimanya. Tapi harus dicek dulu kebenarannya," katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-2 Editor Team
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES