Peristiwa Daerah

Mayor Fadilah, Tentara yang Juga Seorang Psikolog

Sabtu, 22 April 2017 - 07:07 | 706.48k
Mayor Kes Fadilah, M.Psi. Psikolog yang berdinas di Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Jum'at, 21/4/2017. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Mayor Kes Fadilah, M.Psi. Psikolog yang berdinas di Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Jum'at, 21/4/2017. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menjadi WARA (Wanita Angkatan Udara) adalah suatu prestasi. Pernyataan ini terlontar dari suara Mayor Kes Fadilah SPsi MPsi, sosok psikolog yang bertugas di Dinas Personel Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (Lanud Abd Saleh) Malang. 

Bagi Dilah, sapaannya, untuk menjadi WARA -sebutan bagi prajurit TNI AU wanita- dilaluinya dengan tidak mudah. Berangkat dari latar belakang pendidikan sarjana, Dilah memutuskan ikut seleksi menjadi prajurit TNI melalui jalur perwira prajurit karir pada tahun 2004.

Lulusan Universitas Gajah Mada ini mengaku, ketertarikannya menjadi WARA berawal dari ketidaktahuan. Dia menerima masukan bahwa sarjana psikologi dibutuhkan oleh institusi TNI. 

"Saya berhasil melewati seleksi dengan tidak mudah, didukung juga jurusan saya dibutuhkan," tuturnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (21/4/2017).

Mengawali sebagai prajurit TNI AU, Dilah bertugas di Dinas Psikologi TNI AU Jakarta. Kemudian, seiring perkembangan organisasi, para personel psikologi ditempatkan di berbagai Lanud tipe A yang memiliki Skadron. Dia ditempatkan di Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.

Mayor_Kes_Fadilah_2WlT3S.jpg Mayor Kes Fadilah saat menjadi partisipan Konferensi Psikologi Militer Dunia di India. (Foto: istimewa)

Namun, belum genap setahun, dia berpindah ke Bogor seiring perkembangan organisasi. Dilah memutukan mengakhiri masa lajang pada tahun 2006. Pada 2008, ibu dua anak ini bertugas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. "Suami saya di Tuban, jadi lebih dekat dengan Malang," imbuhnya.

Kesempatan diberikan TNI AU untuk melanjutkan studi pascasarjana (S-2) psikologi didapatnya pada 2011. "Ini kesempatan untuk saya mempunyai profesi sebagai psikolog," terangnya.

Dia mengatakan, ilmu dari studi S-2 psikologi yang didapatnya akan dapat diaplikasikan dan dibutuhkan oleh intitusinya. Sekembalinya dari studi S-2 di UGM pada 2014, dia merasa beruntung dapat bertugas lagi di Malang. 

Baru sebulan berkantor, Dilah mengikuti Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara di Jakarta yang diperuntukan bagi prajurit berpangkat Kapten. "Sekolah ini untuk promosi jabatan naik pangkat menjadi Mayor," lanjutnya.

Selesainya pendidikan umum dan militer, Dilah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti konferensi psikologi militer internasional di India pada November 2016.

Tak hanya sebagai 'turis', Dilah menjadi partisipan dengan menyampaikan paparan di hadapan para peserta konferensi.  Dia mengangkat tema pendekatan psikologi behaviour activation dalam presentasinya. Tema tersebut merupakan hasil penelitian saat studi S-2.

"Pendekatan behaviour activation itu mengaktifkan kembali perilaku yang tidak pernah aktif kembali di dalam diri kita. Misalnya kalau sakit, orang tidak melakukan apa-apa. Dengan pendekatan ini, mengaktifkan kembali perilaku yang sebelumnya tidak mau berbuat apa-apa. Ada pendapat, kalau orang berpikiran positif, penyakit kita akan hilang pelan-pelan," paparnya. 

Tema tersebut diangkat dalam paparan dengan alasan mempertimbangkan kehadiran perempuan di dunia militer. Tujuannya untuk membangkitkan kembali semangat perempuan yang bertugas di lingkungan militer. 

Mayor_Kes_Fadilah_3CldNH.jpgMayor Kes Fadilah saat menjadi partisipan Konferensi Psikologi Militer Dunia di India. (Foto: istimewa)

Dia banyak belajar dari konferensi yang baru pertama kali diikutinya. Beragam paparan dari para partisipan dianggap sebagai masukan berharga yang dapat diterapkan di Indonesia.

Sebagai psikolog TNI AU, dia memiliki tanggung jawab besar. Awalnya, dia bertugas memberikan konseling bagi para penerbang. Semakin berkembang dan menjawab kebutuhan, tugasnya menyasar pada semua lini. "Saya melayani konseling dan konsultasi bagi anggota TNI juga keluarganya," kata dia.

Selain konseling, ahli psikologi klinis ini punya tugas rutin memberikan ceramah di berbagai kesatuan yang ada di lingkungan Lanud Abd Saleh. Belum lagi, ada panggilan tugas untuk diperbantukan di luar Malang. Sebut saja, wawancara calon penerbang, atau assessment centre untuk promosi jabatan.

Kesibukan itu terkadang membuatnya mengorbankan sebagian waktu bagi keluarga. Namun sejauh ini, dia mampu mengelola waktu untuk bersama keluarga, meski terkadang muncul protes dari anak.

Dia menyadari profesi psikologi dan ilmu psikologi belum begitu dimengerti khalayak umum. Bahkan, menurutnya, masih ada stigma bahwa berhubungan dengan psikologi adalah orang yang sakit jiwa. 

"Ini jadi PR (pekerjaan rumah) besar buat saya untuk merubah bahwa psikologi itu tidaklah seperti itu. Saya terus berkampanye untuk itu," ujar wanita berhijab ini. 

Menjalani profesi sebagai psikolog, dia merasakan kepuasan batin ketika orang yang telah mendapatkan bimbingan konseling, nyaman dan merasakan dampak positifnya. Sebaliknya, ketika tidak terlihat perubahan, maka itu menjadi tantangan bagi dia.

"Bukan kepuasan yang dicari oleh orang yang konseling, tapi kelegaan ketika dia bercerita kepada kita," ungkapnya.

Mayor Fadilah adalah contoh sosok Kartini masa kini. Seorang prajurit TNI yang berprofesi sebagai psikolog, juga istri dan ibu bagi kedua anaknya. Status dan peran yang disandangnya sekaligus ini menandakan bahwa perempuan Indonesia mampu berkontribusi besar dan nyata bagi keluarga dan lingkungan.

"Perempuan kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Sumbangsih pemikiran perempuan telah nyata bagi kemajuan di berbagai bidang," tegasnya.

Bagi dia, tantangan ke depan semakin berat, termasuk WARA. Namun, itu tidak melemahkan semangat untuk maju. 

"Sebagai perempuan, kita sudah mendapatkan tempat yang sejajar dengan laki-laki. Kesempatan itu harus bisa dimanfaatkan dengan baik untuk maju dengan karya-karya untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES