Peristiwa Daerah

Masih Muda dan Cantik, Jadi Guru Ngaji di Beberapa Negara

Jumat, 21 April 2017 - 14:41 | 329.42k
Wirda Salamah Ulya, sosok perempuan muda yang menginspirasi. (Foto: Tika/TIMES Indonesia)
Wirda Salamah Ulya, sosok perempuan muda yang menginspirasi. (Foto: Tika/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Julukan Kartini muda pantas disematkan kepada sosok remaja cantik satu ini, Wirda Salamah Ulya (18). Putri sulung ustad kondang Yusuf Mansur ini aktif bergerak di bidang pendidikan, terutama baca Al Quran. 

Penghafal Al Quran ini sudah memiliki pengalaman mengajar kitab suci di beberapa negara. Baru-baru ini, dia menjadi pengajar di sekolah muslim Abu Bakar Girls School, Birmingham, Inggris. 

"Kalau di Inggris cuma dua minggu saja, ngajarin ngaji bule-bule gitu," cerita Wirda saat berbincang di ruang humas Universitas Brawijaya (UB), Jumat (21/4/2017). 

Merasakan atmosfer pendidikan selama dua minggu di Inggris, menurut dia dalam beberapa hal Indonesia lebih maju. 

Gadis cantik yang tampak santai mengenakan celana jeans dan blouse biru serta hijab itu menceritakan, materi pendidikan di Indonesia diajarkan lebih cepat dibandingkan di Inggris. 

"Di sana pelajaran matematika SMA tapi materinya SD di Indonesia. Misalnya saja pelajaran tentang desimal, itu kan pelajaran SD tapi baru diajarkan di sana ketika SMA," kata Wirda. 

Dia menceritakan, pengalaman mengajar lebih lama, mulai tahun 2015 hingga 2016. Dia mengajar di membaca Al Quran di madrasah yang ada di New York, Amerika Serikat.

Hebatnya lagi, penghafal Quran di usia yang masih sangat muda itu menjadi pengajar di Negeri Paman Sam atas permintaan khusus dari Imam Besar New York, Syamsi Ali. 

Selama enam bulan dia intens mengajar Quran di sana. Satu kelas berisi 60 siswa menjadi tanggung jawab Wirda. Berbagai pengalaman dia dapatkan. Salah satunya kesulitan mengajar anak bule dalam menghafal Quran. 

"Mereka ini kan kurang disiplin dan nggak ada hormat sama pengajar. Susah diajarin, harus sabar banget. Mau jewer itu mereka anak orang, nggak jewer itu nyebelin," kata dia dengan nada polos disambut dengan gelak tawa pendengarnya. 

Sempat mengajar di kelas yang dihuni oleh siswa usia SD, akhirnya dia dipindahkan ke kelas para remaja yang kebanyakan seumuran dengan dia. 

Tidak hanya menjadi pengajar Quran, di sana gadis dengan 1,1 juta follower di Instagram itu juga menjadi tempat curhat bagi siswi di sana. 

Kebanyakan problem remaja putri di sana adalah ingin istiqomah shalat namun tidak ada adzan. Ada juga yang ingin berhijab namun tidak ada role model yang bisa ditiru. 

"Pengin pakai hijab, tapi siapa yang ditiru, ibunya juga nggak pakai. Mereka ke madrasah aja tanpa menggunakan hijab lho," cerita Wirda. 

Akhirnya, dengan pendekatan intensif, Wirda bisa menginspirasi remaja satu kelas yang menjadi muridnya agar berhijab. 

"Walaupun pakai hijab pas di madrasah aja tapi pas pulang mereka lepas hijab. Tidak apa-apa, daripada sebelumnya sama sekali tidak pakai. Sekarang walau saya sudah di Indonesia, tapi saya lihat mereka masih pakai hijab," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES