Peristiwa Daerah

Bersama Petani, PT BSI Gelar Tanam Perdana Padi SRI

Senin, 17 April 2017 - 21:35 | 191.90k
Penanaman perdana padi SRI, yang merupakan program CSR PT BSI di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Penanaman perdana padi SRI, yang merupakan program CSR PT BSI di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – PT Bumi Suksesindo (PT BSI), pengelola tambang emas Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur terus mengenjot program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang pemberdayaan ekonomi. Di antaranya dengan mengajak petani melakukan penanaman padi SRI (System of Rice Intensification).

Jika sebelumnya melakukan tanam padi di Desa Sarongan, maka kali ini, penanaman perdana padi SRI dilakukan di desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Senin (17/4/2017). Kegiata ini mengandeng Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Yayasan Dewi Nusa Bakti (YDNB),

Pola tanam organik yang sudah dilakukan sejak 2015 ini sedikitnya sudah mengandeng 90 orang petani dari 5 kelompok tani setempat.

General Manager PT BSI, James Francis menyebutkan, program tanam padi SRI ini merupakan usaha perusahaan dalam membantu meningkatkan pendapatan petani. Khususnya yang berada disekitar tempat operasi perusahaan.

“Program ini merupakan wujud kepedulian kami dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat sekaligus mendukung program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan,” kata James.

Koordinator BPP wilayah Kecamatan Pesanggaran, AA Ruhaeman SP mengatakan, inisitiaf penanaman padi SRI dipastikan akan membawa keuntungan. Mulai dari menghemat biaya produksi, hemat tenaga kerja, hemat air dan hasil panen akan memiliki nilai ekonomis tinggi.

“Pengetahuan yang didapat dari metode penanaman padi SRI ini juga dapat diaplikasikan ke tanaman lain seperti buah naga, jeruk dan sayuran. Pengalaman kami, peningkatan produktifitas padi antara 35-40 persen dibanding dengan padi metode konvensional,” cetusnya.

Selain program padi SRI, disini juga dilaksanakan Sekolah Lapang dalam meningkatkan pengetahuan, informasi dan ketrampilan petani berlandaskan pertanian berkelanjutan dan prinsip ramah lingkungan. Hadir sebagai pemateri yakni pihak YDNB.

Menurut Direktur YDNB, Djuwito, dalam pelaksananya, kelompok tani akan mengikuti sekolah lapang sebanyak 10 kali pertemuan dengan materi teori dan praktik.

“Mereka akan menerima materi tentang ekologi tanah, pembuatan pupuk organik cair dan padat dan pestisida organik dengan memanfaatkan bahan-bahan sekitar mereka seperti daun-daunan, ponggol pisang dan serbuk gergaji,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES