Peristiwa Daerah Bondowoso Istana Organik

Empat Jenis Beras Organik Bondowoso Siap Go Internasional

Rabu, 29 Maret 2017 - 13:42 | 233.74k
Mulyono menunjukkan varian beras oraganik hasil produksi Gapoktan Al Barokah. (Foto: Abdul Wahet/TIMES Indonesia)
Mulyono menunjukkan varian beras oraganik hasil produksi Gapoktan Al Barokah. (Foto: Abdul Wahet/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Istana Organik

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kesuksesan Bupati Bondowoso, KH Amin Said Husni yang saat ini terbilang paling menonjol adalah gagasan Bondowoso Pertanian Organik (Botanik). Program ini digagas oleh bupati ketika awal menjabat sebagai bupati tahun 2008 silam.

Gagasan ini lantas diterjemahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso pada waktu itu masih dijabat oleh Wahyudi Tri Atmadji yang kemudian dilanjutkan oleh kepala dinas berikutnya, H. Hindarto dengan menyelenggarakan Sekolah Lapang Pertanian Organik (SLPO).

“Awalnya itu ada 6 lokasi SLPO, salah satunya di Desa Lombok kulon. Itu diselenggarakan 3 tahun berturut-turut. Tahun berikutnya mengerucut jadi 3 titik. Dan tahun ketiga hanya satu lokasi, di Desa Lombok Kulon ini hingga berhasil sampai sekarang,” tutur Ketua Gabungan Kelompok Tanim (Gapoktan) Al barokah, Mulyono kepada TIMES Indonesia berkunjung ke gudang produksi beras organik di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (29/3/2017).  

Mulyono kemudian melanjutkan cerita perjalanan beras organik yang saat ini sudah siap go internasioan. Kata Pak Mul-begitu biasa dipanggil– pada tahun 2011 ia (bersama kelompok tani (sebelum Gapoktan) Al barokah pada waktu itu) mengajukan sertifikat organik kepada Lembaga Sertifikasi Seloliman (Leso) Mojokerto.

“Dua tahun (dari tahun 2011-2012) itu masa konversi dari non organik menjadi organik. Baru pada tahun 2013 dapat sertifikat nasional dari Leso,” beber Mulyono.

Namun, sambungnya, pengusulan sertifikat nasional tersebut tidak langsung 130 hektar seperti sekarang ini. Awalnya ia mengusulkan 25 hektar, namun yang lolos sertifikasi hanya 10,3 hektar. Pada tahun berikutnya lagi, Mulyono bersama rekan-rekannya mengajukan 25 hektar lagi dan lolos semua.

“Sekarang sudah 130 hektar yang bersertifikat nasional,” tuturnya.                         

Menurut Mulyono, Gapoktanya kini sudah memiliki empat varian beras organik yng sudah menyesuaikan permintaan pasar. Beras-beras ini sudah siap untuk dipasarkan ke luar negeri yang dalam hal ini dilakukan PT Aksara Kencana Putra (AKP) sebagai calon eksportir beras organik Bondowoso.

“Kita memiliki empat jenis beras organik, yaitu aromatik, non aromatik, beras hitam dan beras merah. Satu lagi ini campuran 4 varian tadi,” ucap Mulyono sembari menunjukkan contoh beras organik yang sudah siap dipasarkan.

Namun begitu, Gapoktan Al Barokah masih mempunyai kendala pada mesin produksinya.

Saat ini, mesin produksi beras hanya mampu menggiling pada 5 kwintal per jam. Sementara, kata Mulyono standarnya itu 1,5 ton per jam. “Mudah-mudahan ada solusi nanti,” harapnya.

Bukan hanya beras organik yang dikembangkan saat ini. Gapoktan Al barokah juga mengembangkan mangga organik.

Pemkab Bondowoso saat ini gencar meningkatkan produksi tanaman organik, khususnya padi. Ini terbukti degan rencana membuaka lahan pertanian organik di masing-masing kecamatan, minimal 10 hektar per kecamatan. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan beras organik di pasar internasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES