Peristiwa Daerah

Kerajinan Desa Tambong Tembus Pasar Nasional Hingga Internasional

Minggu, 26 Maret 2017 - 17:53 | 52.36k
Miftah saat merangkai anyaman bambu di artshop Dusun Kejoyo, Desa Tambong, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. (Foto: Dian Efendi/TIMES Indonesia)
Miftah saat merangkai anyaman bambu di artshop Dusun Kejoyo, Desa Tambong, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. (Foto: Dian Efendi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bicara kerajinan anyaman, paling terkenal di Banyuwangi, Jawa Timur adalah Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari. Berbagai produk cantik nan menawan memang banyak berasal dari daerah ini.

Tapi siapa sangka, di Bumi Blambangan, juga terdapat sentra kerajinan anyaman yang lebih moncer dibanding Gintangan. Bahkan hasil buatan perajinnya, tak cuma moncer dipasaran nasional. Tapi juga cukup diminati dikancah Internasional.

Ya, sentra kerajinan anyaman tersebut ada di Dusun Kejoyo, Desa Tambong, Kecamatan Kabat. Bagaimana kerajinan Kejoyo ini bisa menyaingi Desa Gintangan yang sudah masyur sejak puluhan tahun? Berikut penelusuran TIMES Indonesia.

Ternyata, kerajinan bambu Kejoyo, muncul setelah beberapa perajin asal Desa Gintangan hijrah ke daerah setempat. Disitu, mereka bekerja di salah satu artshop.

Salah satu perajin asal Desa Gintangan yang kini menetap di Kejoyo adalah Miftah (43). Bersama anggota keluarganya, dia memilih bekerja di Kejoyo daripada bertahan di desa asalnya. Alasannya, selain pemilik artshop adalah teman dekat, upah yang diberikan juga lebih besar.

"Dalam sehari saya bisa memperoleh penghasilan minimal Rp 100 Ribu. Di Gintangan, sulit untuk bisa dapat pendapatan segitu," katanya, Minggu (27/3/2017).

Dengan penghargaan yang layak terhadap keahliannya, Miftah pun semakin giat untuk meng eksplore kemampuan. Bahkan, saat rame order, dia kerap menularkan ilmunya pada warga Desa Tambong.

"Jika tetap kewalahan, saya biasanya memanggil perajin Desa Gintangan ke sini," cetusnya.

Bicara kualitas produksi, produk anyaman Dusun Kejoyo, Desa Tambong, dijamin tak akan kalah dengan Gintangan. Karena, ilmu menganyam yang diterapkan sama. Meski demikian, untuk harga, sentra kerajinan anyaman Kejoyo bisa dibilang lebih bersaing.

Maka jangan heran, pesanan yang datang ke Miftah terus menerus datang. Seperti tempat sampah anyaman bambu yang kini sedang mereka garap. Itu adalah order dari salah satu hotel berbintang di Banyuwangi.

"Selain itu, pesanan juga banyak datang dari luar daerah, seperti Bali, Jakarta, Batam, dan Surabaya. Bahkan kami juga memproduksi kerajinan kayu yang kita ekspor ke Jamaika,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES