Pendidikan Universitas Islam Malang

Seminar Nasional Unisma Ajak Kelola Iptek untuk Kemaslahatan Umat

Sabtu, 25 Maret 2017 - 17:43 | 61.04k
Suasana seminar nasional bertema Iptek untuk Kemaslahatan Umat Dialetika Pemikiran Akdemisi Unisma. (Foto: Senda Hardika/TIIMES Indonesia)
Suasana seminar nasional bertema Iptek untuk Kemaslahatan Umat Dialetika Pemikiran Akdemisi Unisma. (Foto: Senda Hardika/TIIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan seminar nasional bertema Iptek untuk Kemaslahatan Umat Dialetika Pemikiran Akdemisi Unisma.

Kegiatan seminar yang diikuti  mahasiswa dan dosen universitas se-Indonesia digelar sebagai salah satu rangkaian acara Dies Natalis ke-36 Unisma.

Acara yang bertempat di Lantai 7 gedung Pascasarjana, Kampus Unisma, Malag, Jawa Timur, Sabtu (25/3/2017) ini, menghadirkan tiga pemateri yakni Rektor Unisma, Prof Dr Masykuri M Si, Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristek Dikti  Dr Ir Patdono M Eng Sc dan Dirjen Pendis Kemenag Dr Muhammad Zein M Ag.

rektor-unisma-seminar-2KWRe3.jpgProf Dr. H. Maskuri, M. Si, Rektor Universitas Negeri Malang. (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)

Patdono mengatakan tugas Kemeristek Dikti dalam memberi kemaslahatan umat dengan menghasilkan tenaga yang berguna. Sebab, saat ini bukannya melakukan penelitian di berbagai bidang, Kemenristek Dikti juga ditugaskan meningkatkan tingkat kesiapan tenaga kerja.

"Tugas kami sebenarnya hanya pada menghasilkan tenaga kerja yang berkompeten dan siap bekerja," kata Patdono.

Selain itu, Patdono juga mengungkapkan untuk dapat mewujudkan kemaslahatan umat, Perguruan Tinggi harus bisa melakukan penelitian yang bisa dan mudah diterapkan di masyarakat.

seminar-1Dr-Ir-Patdono-Suwignjo--M-Eng-Sc-Direktur-Jenderal-Kelembagaan-Iptek-dan-Dikti--Kemenristek-Dikti-RITLyUE.jpgDr. Ir. Patdono Suwignjo , M Eng, Sc, Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti  Kemenristek Dikti RI menerangkan kebijakan Dikti pada National Conference di Unisma Malang Jawa Timur, (25/3/2017). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)

"Riset perguruan tinggi harus bisa diterapkan di masyarakat dan bukan hanya dapat dipublikasikan di tingkat internasional, prototipe ataupun paten," kata tambahnya.

Sementara itu, menurut pandangan Zein dari Kemenag hal yang paling mudah bagi peran lembaga pendidikan ialah meningkatan keterbacaan masyarakat. Zein menyatakan saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang buta aksara.

"Jawa Timur misalnya, buta aksaranya mencapai 1,4 juta. Tapi mereka bisa membaca huruf arab gundul. Itu juga harus kita atasi bersama dengan mengajarkan masyarakat baca tulis," kata Zein.

Zein juga mengungkapkan mengentaskan buta aksara ini akan sangat membantu meningkatkan keterbaacaan. Bila masyarakat bisa membaca dan menulis tentu mereka bisa menambah pengetahuan.

"Maka dari itu, peran lembaga pendidikan sangat penting. Terutama perguruan tinggi yang memiliki jurusan keguruan, harus bisa menyelesaikan masalah itu," tambahnya.

Zeim juga menekankan peran yang harus diemban Unisma, yakni meningkatkan pendidikan keislamannya. Terutama dengan ajaran islam yang damai dan membingkai serta memertahankan NKRI.

"Perguruan tinggi islam harus bisa memberikan pelajaran keislaman sesuai kitab, yakni cinta akan perdamaian. Bukan, radikal atau pemecah kerukunan," tandasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES