Ekonomi

Harga Jeruk Nipis Rendah, Petani Biarkan Buah Membusuk

Senin, 09 Januari 2017 - 12:35 | 270.76k
Pedagang di Banyuwangi membuang jeruk nipis busuk di jalan sawah, Senin (9/1/2017).(Foto : Romi S/TIMESIndonesia)
Pedagang di Banyuwangi membuang jeruk nipis busuk di jalan sawah, Senin (9/1/2017).(Foto : Romi S/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Harga jeruk nipis yang anjlok hingga harga terendah membuat sejumlah petani di Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur resah.

Petani membiarkan jeruk nipis tersebut di gudang penyimpanan hingga membusuk.

Supangat, petani dan juga pengepul di Dusun Purworejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, tidak mengetahui secara pasti penyebab anjloknya harga jeruk nipis dalam dua minggu terahir.

“Sudah empat hari jeruk berada di gudang dan mulai membusuk. dibiarkan karena memang jualnya juga susah. Ini saja ada dua kuintal dari kemarin juga belum diproses, ya terpaksa saya buang begitu saja,” ungkap Supangat, Senin (9/1/2017).

Supangat mengataka harga jeruk nipis ditingkat petani saat ini hanya dikisaran Rp 1000 hingga Rp 1500 rupiah per kilogram. Padahal sebelumnya, harga jeruk nipis dikisaran Rp 5000 per kilogram.

Supangat mengatakan, ia tak masalah meskipun harga murah asal penjualan jeruk nipis tetap lancar.

“Tapi masalahnya harga murah jualnya sulit, ini kan kita juga tambah sulit. Udah beli tapi tak laku dijual. Kasihan petani, tapi kita juga tak bisa memaksa, kalau maksa malah kita yang tambah rugi,” ujarnya.

Hal senada diutarakan Tarmini pedagang jeruk nipis dari Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo mengaku juga kesulitan menjual barang dagangannya.

Tarmini saat ini masih terdapat 4 ton jeruk nipis yang tertahan di teras depan rumahnya.

“Kita pilah, kalau ada yang busuk ya terpaksa dibuang. Mungkin lebih dari separuh jeruk nipis ini sudah mulai mengalami busuk. Kalau sudah gitu ya gak laku,” terangnya.

Kondisi ini membuat petani terpaksa menanggung rugi karena tidak bisa menikmati hasil panen jeruk nipis di kebunnya. Buah siap panen pun dibiarkan.

"Saya biarkan di pohonnya, kalau ada yang beli saya petikan, tapi kalau gak ada di biarkan, meski hingga busuk di pohon," ucap Solihin, petani jeruk di Grajagan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES